Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel akan Kirim Delegasi ke Doha untuk Pembicaraan Gencatan Senjata dengan Hamas

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi saat warga Israel di Tel Aviv berkumpul untuk menggelar protes menuntut gencatan senjata dan pengunduran diri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gaza pada 11 Januari 2025. (Photo: Mostafa Alkharouf - Anadolu Agency)

Tel Aviv, MINA – Israel telah memutuskan untuk mengirim delegasi ke ibu kota Qatar, Doha, sebagai bagian dari upaya mediasi yang sedang berlangsung dengan Hamas untuk kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza, demikian dilaporkan lembaga penyiaran milik pemerintah Israel, KAN, Sabtu (5/7).

KAN mengindikasikan bahwa Israel kemungkinan akan mengirim delegasi tersebut pada Ahad (6/7). Demikian dikutip dari Anadolu.

Seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Channel 12 bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “memutuskan untuk mengirim delegasi negosiasi ke Doha untuk membahas amandemen yang diminta Hamas pada proposal gencatan senjata.”

Pada Jumat malam, Hamas mengatakan telah menyampaikan tanggapannya kepada para mediator terkait proposal tersebut setelah melakukan konsultasi internal dengan faksi dan pasukan Palestina.

Baca Juga: Kehabisan Bahan Bakar, Layanan Seluruh Rumah Sakit di Gaza Terancam Tutup

Hamas menanggapi proposal tersebut secara “positif”, dan mengonfirmasi kesiapannya yang serius untuk segera memasuki putaran negosiasi tentang mekanisme pelaksanaan proposal tersebut.

Menurut KAN, Kabinet Keamanan Israel akan membahas tanggapan Hamas Sabtu malam, dan Israel tidak langsung menolak balasan Hamas.

KAN mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan para mediator optimis tentang menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak, dengan amandemen yang diminta Hamas pada proposal tersebut.

Pejabat Israel mengklaim perubahan posisi Hamas terjadi sebagai akibat dari tekanan signifikan yang diberikan oleh Qatar dan AS, meskipun para mediator tidak mengonfirmasi hal ini.

Baca Juga: Keluarga Sandera Israel Kembali Desak Netanyahu untuk Setujui Gencatan Senjata

Sumber tersebut mengonfirmasi tanggapan yang diterima Israel berisi poin-poin yang dapat dikembangkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sumber resmi terkait belum berbicara tentang perincian proposal tersebut, tetapi media Israel, termasuk Haaretz, melaporkan bahwa ketentuan utamanya meliputi Hamas membebaskan setengah dari sandera Israel (10 sandera), selain jenazah 18 sandera dalam lima tahap selama gencatan senjata 60 hari.

Menurut surat kabar Israel, proposal tersebut meliputi pembebasan delapan sandera Israel pada hari pertama perjanjian mulai berlaku dan dua sandera pada hari kelima puluh.

Ini juga meliputi penyerahan lima jenazah tahanan Israel pada hari ke-7, lima jenazah pada hari ke-13, dan delapan jenazah pada hari ke-16.

Baca Juga: 31 Tentara Israel Tewas Ditembak Teman Sendiri di Gaza

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah besar tahanan Palestina yang ditahannya dan secara bertahap menarik pasukannya dari wilayah yang disepakati di dalam Gaza, suatu hal yang dapat menyebabkan ketidaksepakatan dengan Tel Aviv, yang menuntut pelucutan senjata Hamas dan pengasingan para pemimpinnya di luar negeri.

Hamas belum mengungkapkan isi tanggapannya terhadap proposal tersebut. Namun, KAN melaporkan, mengutip sumber yang memiliki informasi dan tidak disebutkan namanya, bahwa Hamas terus bersikeras pada tiga tuntutan utama untuk mengubah ketentuan perjanjian.

Sumber tersebut menambahkan tuntutan pertama menyangkut kembalinya model distribusi bantuan kemanusiaan sebelumnya, dan yang kedua menyangkut apa yang terjadi setelah periode gencatan senjata 60 hari.

Sementara Israel percaya bahwa mengakhiri periode tanpa kesepakatan mengarah pada dimulainya kembali perang, Hamas bersikeras memperpanjang gencatan senjata bahkan tanpa kesepakatan akhir.

Baca Juga: Trump Perkirakan Gencatan Senjata Gaza Mungkin Tercapai Pekan Depan

Tuntutan ketiga difokuskan pada peta penarikan tentara Israel dari Gaza, karena Hamas menuntut penarikan yang jelas dan nyata dari wilayah tempat militer saat ini ditempatkan di dalam Jalur Gaza.

Menurut Haaretz, Netanyahu dijadwalkan berangkat ke Washington pada Ahad pagi untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

Tel Aviv memperkirakan ada 50 sandera, 20 di antaranya ditawan di Gaza, dan lebih dari 10.400 warga Palestina ditahan di penjara-penjaranya, mengalami penyiksaan, kelaparan, serta pengabaian medis, yang telah mengakibatkan banyak kematian, menurut laporan media dan hak asasi manusia Palestina dan Israel. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas: Al-Aqsa adalah Garis Merah, Hentikan Rencana Yahudisasi Israel

 

Rekomendasi untuk Anda