Tel Aviv, MINA – Gagalnya para pemimpin partai politik di Israel membentuk pemerintah koalisi atau persatuan usai pemilihan September lalu, menyebabkan pemilihan umum akan diadakan lagi untuk ketiga kaliya dalam waktu singkat.
Sumber yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada MEMO, Rabu (20/11), bahwa pemilihan mendatang akan berlangsung pada Maret 2020.
Pemimpin Partai Biru dan Putih Benny Gantz memiliki tenggat waktu hingga Rabu (20/11) tengah malam untuk membentuk pemeritah koalisi, bila gagal ia harus kembalikan mandat kepada Presiden Israel Reuven Rivlin. Tanpa kesertaan partai sayap kanan pimpinan Lieberman, tampaknya tidak mungkin Gantz berhasil membentuk kabinet.
Sebelumnya Netanyahu dari Likud juga gagal membentuk pemerintah koalisi baru karena tidak dapat mengajak partai-partai dengan jumlah kursi mayoritas di Knesset.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Dikutip dari Anadolu Agency, pemimpin sayap kanan Israel Beytenu, Avigdor Lieberman menyalahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemimpin Biru dan Putih Benny Gantz karena gagal membentuk pemerintah persatuan.
Lieberman menambahkan, dia tidak akan bergabung dengan pemerintah yang didukung oleh pihak-pihak Arab baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ia juga menuduh Netanyahu dan Gantz gagal membentuk pemerintah persatuan dan menyatakan bahwa perbedaan mereka “disebabkan urusan pribadi.”
Tahun ini Israel telah melakukan dua putaran pemilihan parlemen Israel yang diadakan masing-masing pada bulan April dan September, di mana dua partai terbesar, Likud dan Biru dan Putih, gagal membentuk pemerintahan koalisi.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mengomentari perkembangan ini, pengamat Israel Adnan Abu Amer mengatakan, tiga pemilihan dalam kurun waktu satu tahun, pemerintah baru gagal dibentuk.
“Ini bukan demokrasi. Ini adalah kekacauan luar biasa yang menyerang Israel dan mengarah ke perpecahan yang tak berkesudahan, ” ujarnya. (T/Ast/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah