Tepi Barat, MINA – Enam batalyon cadangan Israel akan ditempatkan di sepanjang Tembok Pemisah ilegal yang mengisolasi Tepi Barat yang diduduki dari Israel, militer mengumumkan. Sepanjamg 708 kilometer tembok pembatas sudah selesai dibangun walau mendapat kecaman dari Palestina , dunia internasional dan juga dinyatakan melanggar hukum.
Keputusan untuk menempatkan batalyon cadangan sebagai pengganti pasukan reguler telah disetujui oleh Panglima Angkatan Darat Israel, Aviv Kohavi, untuk mencegah warga Palestina memasuki Israel tanpa melewati salah satu pos pemeriksaan ilegal pendudukan di Tepi Barat, MEMO melaporkan pada Kamis (28/4).
Menurut militer, penempatan, yang akan berlangsung selama “beberapa putaran”, akan dilakukan dengan cara yang akan memungkinkan pengerahan pasukan secara optimal di Komando Pusat, serta pemeliharaan kompetensi operasional dan pelatihan rutin di Komando Pusat.
“Pemanggilan [cadangan] akan memungkinkan kampanye lanjutan untuk mencegah penyerang dan pekerja ilegal melewati zona jahitan,” kata militer.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Ini terjadi setelah para menteri Israel memberikan suara bulat untuk mengalokasikan 300 juta shekel ($ 93 juta), untuk memperbaiki bagian 40 kilometer dari Tembok Pemisah ilegal awal bulan ini.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, ketika berkuasa, menyarankan pendirian Tembok Pemisah pada 1990-an, tetapi pekerjaan baru dimulai selama Intifadah Kedua pada 2000.
Hanya 708 kilometer tembok yang telah selesai, terdiri dari 62 persen dari keseluruhan proyek.
Pada tahun 2004, Mahkamah Internasional mengeluarkan pendapat penasehat bahwa pembangunan penghalang di wilayah Palestina yang diduduki ilegal dan mengatakan konstruksi harus segera dihentikan. Israel harus melakukan perbaikan untuk setiap kerusakan yang disebabkan. Israel tidak mengambil tindakan sehubungan dengan ini dan terus memperluas pembangunannya.
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara
Sebagian besar bangunan tersebut dibangun di atas tanah Palestina dan bukan di sepanjang Garis Hijau dan di banyak tempat, memisahkan orang Palestina dari tanah mereka atau dari kerabat yang propertinya terletak di sisi lain dari bangunan ilegal tersebut. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina