Tel Aviv, MINA – Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengumumkan berakhirnya status darurat di wilayah selatan Israel untuk pertama kalinya sejak Oktober 2023, ketika perang genosida terhadap Gaza dimulai.
“Saya telah memutuskan untuk mengikuti rekomendasi militer Israel dan mengakhiri, untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober, status khusus di wilayah dalam negeri,” ujar Katz dalam pernyataannya, Senin (27/10).
Mengutip laporan The Times of Israel, perintah “situasi khusus” tersebut akan berakhir pada Selasa (28/10). Status ini sebelumnya memungkinkan militer Israel untuk membatasi pertemuan publik dan menutup akses ke sejumlah wilayah selama masa perang.
Agresi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 68.500 orang, sebagian besar adalah perempuan, serta melukai lebih dari 170.000 lainnya, menurut otoritas Palestina.
Baca Juga: Hamas Perluas Pencarian Jenazah Sandera, Tim Mesir Masuk Gaza
Perang tersebut berhenti setelah tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober 2025, sebagai bagian dari rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump. Tahap pertama perjanjian itu mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, serta mencakup rencana rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF: Gencatan Senjata Gaza ‘Kesempatan Vital’ untuk Lindungi Satu Juta Anak
















Mina Indonesia
Mina Arabic