Tel Aviv, MINA – Kementerian Keamanan Pendudukan Israel telah mengakui tewasnya 890 tentara, Perwira, dan personel keamanannya sejak dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 di Gaza, Palestina.
Pengakuan ini muncul di tengah pembatasan media yang ketat dan penyensoran untuk menyembunyikan kerugian “Israel” dilansir Almayadeen, Jumat (25/10).
Di antara mereka yang tewas, 835 adalah prajurit pria dan 55 adalah prajurit wanita. Enam komandan brigade dengan pangkat kolonel telah dieliminasi sejak dimulainya perang, tiga di antaranya tewas dalam pertempuran pada 7 Oktober. Selain itu, 240 prajurit cadangan tewas di berbagai sektor, bersama dengan 217 prajurit.
Hitungan tersebut tidak termasuk tewasnya sedikitnya 10 tentara Israel di perbatasan Lebanon pada Kamis (24/10).
Baca Juga: NYT: Israel Bangun Pangkalan Militer di Gaza Tengah
Militer pendudukan Israel mengakui pada Jumat, bahwa lima tentara lainnya tewas dalam pertempuran yang terjadi di perbatasan dengan Lebanon tadi malam.
Berdasarkan klausul “Diizinkan untuk Dipublikasikan”, juru bicara militer Israel mengakui bahwa dua perwira dan tiga prajurit tewas dalam pertempuran di Lebanon Selatan tadi malam, dan mencatat bahwa di antara yang tewas adalah wakil komandan Brigade ke-89.
Kelima prajurit yang terbunuh itu merupakan anggota Divisi Lapis Baja ke-8, Brigade 89.
Sementara itu, juru bicara tersebut menambahkan bahwa 5 tentara Israel lainnya terluka parah dalam insiden terpisah hari ini dan tadi malam di Lebanon Selatan.
Baca Juga: Majelis Umum PBB Sepakat Adakan KTT tentang Konflik Israel-Palestina
Secara rinci, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan bahwa pada pukul 22:00 kemarin, Hezbulloh menembakkan rentetan roket ke arah tentara yang sedang berkumpul di dalam sebuah desa di sektor timur Lebanon Selatan.
Salah satu roket jatuh di dekat gedung tempat pasukan dari Brigade ke-89 ditempatkan yang mengakibatkan banyak korban tewas dan cedera. Di dalam gedung tersebut terdapat tentara dari Brigade ke-89, selain tentara dari konvoi logistik yang hendak meninggalkan tempat tersebut.
Meskipun demikian, media Israel melaporkan bahwa 27 tentara tewas di Lebanon Selatan sejak dimulainya “operasi darat”.
Perlawanan Hezbollah di Lebanon sebelumnya melaporkan bahwa kerugian Israel mencakup lebih dari 70 orang tewas dan 600 orang terluka di antara perwira dan tentara pendudukan Israel, bersama dengan penghancuran 28 tank Merkava, empat buldoser militer, sebuah kendaraan lapis baja, dan sebuah pengangkut pasukan. Selain itu, tiga pesawat nirawak Hermes 450 dan satu pesawat nirawak Hermes 900 jatuh, sejak upaya invasi darat Israel ke Lebanon dimulai.
Baca Juga: Penjajah Israel Tangkap 440 Warga Palestina Selama November
Jumlah yang terkonfirmasi kini bertambah menyusul operasi Kamis, yang menyaksikan penghancuran dua tank Merkava lagi, mengonfirmasi korban di antara kedua awaknya, terbunuhnya dan terlukanya prajurit pendudukan di perbatasan dalam penyergapan kompleks dan konfrontasi langsung, serta pemboman pertemuan prajurit di lokasi dan pangkalan militer di seluruh wilayah utara yang diduduki.
Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa lebih dari 50.000 tentara yang tidak bertugas secara aktif sebelum perang telah kembali bertugas. Namun, merekrut kembali dan memanggil puluhan ribu orang lainnya yang telah menyelesaikan pelatihan tempur dan dibebastugaskan selama pengurangan jumlah personel terbukti menjadi tantangan bagi Israel, demikian dilaporkan Hayom.
Pasukan pendudukan sejauh ini hanya berhasil menemukan 17.000 prajurit. Dari jumlah tersebut, hanya 4.000 yang setuju untuk kembali dan bertugas. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tanggapi Ancaman Trump, Hamas: Itu Ditunjukkan untuk Netanyahu