Gaza, MINA – Entitas penjajah Israel mengancam akan menghentikan operasi bantuan udara di Jalur Gaza jika negara-negara yang berpartisipasi dalam misi kemanusiaan mempublikasikan dokumentasi kehancuran besar-besaran yang terjadi akibat agresi militer Zionis.
Dilansir oleh surat kabar Israel Haaretz, Kamis (31/7), Israel telah meminta negara-negara peserta, termasuk Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA), untuk tidak mengizinkan media mendokumentasikan atau memotret area yang terkena serangan. Langkah ini dinilai sebagai upaya terang-terangan untuk menutupi fakta kehancuran dari perhatian dunia internasional.
Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza mengecam tindakan Israel yang terus melarang jurnalis internasional masuk ke wilayah Gaza. Menurut pernyataan mereka, larangan ini bertujuan menyembunyikan kejahatan perang, termasuk genosida dan kelaparan sistematis yang sedang berlangsung.
“Jika narasi Israel benar, mengapa jurnalis internasional dilarang masuk?” bunyi pernyataan itu. Mereka menekankan bahwa membungkam media adalah kejahatan serius yang mengaburkan kebenaran.
Baca Juga: Otoritas Gaza Peringatkan GHF Jadi Mata-Mata di Balik Bantuan Kemanusiaan
Sejak agresi Israel dimulai pada Oktober 2023, Jalur Gaza mengalami kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. PBB memperkirakan bahwa 70 persen bangunan di Gaza telah hancur atau rusak, dan puing-puing reruntuhan diperkirakan mencapai lebih dari 40 juta ton, memperparah krisis kemanusiaan dan keruntuhan total infrastruktur. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Terbaru Israel di Kamp Al-Shati Bunuh 5 Warga Sipil Gaza