Tepi Barat, 5 Rabi’ul Awwal 1435/7 Januari 2014 (MINA) – Organisasi non pemerintah, Peace Now, mengungkapkan, Israel merencanakan pembangunan 272 unit di pemukiman ilegal di wilayah Tepi Barat yang didudukinya, terdiri dari 250 unit di Ofra, dan 22 unit di Karnei Shomron.
Keputusan ini diambil Pemerintah Israel dibuat pada Ahad 5 Desember 2013 yang lalu. Dalam dokumen resmi di halaman web Administrasi Militer Israel dinyatakan, pembangunan pemukiman itu bisa segera dimulai. Demikian IMEMC memberitakan yang dikutip oleh Mi’raj News Agency (MINA), Selasa.
Peace Now mengatakan, Israel dalam pembicaraan dengan Menlu AS John Kerry beberapa hari lalu, menunjukkan tidak serius mencari solusi damai dengan Palestina, dengan membela kebijakan pembangunan dan perluasan pemukiman ilegal, sehingga menjadi rintangan bagi perdamaian.
Pada hari Senin, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan kepada Komite Parlemen Partai Likud, ia tidak berniat untuk membongkar pemukiman di Tepi Barat.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Ia juga mengatakan, Israel tidak akan memberikan apa yang ia sebut “konsesi” dalam pembicaraan perdamaian dengan Palestina, dan tidak akan pernah menarik diri dari pendudukan Yerusalem, Lermbah Yordan dan berbagai bagian Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry sebelum meninggalkan Timur Tengah Senin setelah empat hari pembicaraan luas dengan para pejabat Israel, Palestina dan Arab, mengatakan, ia tidak dapat meyakinkan Israel dan Palestina untuk menerima kerangka pembicaraan dama yang dia usulkan.
Kerry tidak secara khusus mengecam kegiatan pembangunan dan perluasan pemukiman ilegal Israel, tetapi hanya mengulangi pernyataan sebelumnya, bahwa “AS menganggap permukiman tidak sah”.
Ada lebih dari 350.000 warga Israel yang ditempatkan di pemukiman-pemukiman baru yang dibangun Israel, sebagian besar dengan mengusir warga Palestina yang sejatinya adalah penduduk asli kawasan itu. (T/P014/IR)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel