Tel Aviv, MINA – Israel membatalkan rencananya untuk mendeportasi massal pengungsi asal Afrika pada Senin (2/4), setelah mencapai kesepakatan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Kesepakatan mengatakan, sedikitnya 16.000 pencari suaka akan diambil oleh negara-negara Barat, Haaretz melaporkan. Itu adalah jumlah setengah dari total yang direncanakan akan dideportasi.
Pengumuman dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel akan terus menangani status hukum dari sebagaian pencari suaka Yahudi Afrika di Israel.
Rencana baru akan dilaksanakan selama lima tahun dalam tiga fase, tambah kantor Netanyahu.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Dari 42.000 migran Afrika di Israel, 39.000 pencari suaka berasal dari Sudan dan Eritrea, demikian Al-Araby Al-Jadeed melaporkan.
Akhir Maret, ribuan orang melakukan protes di Tel Aviv pusat. Mereka melawan rencana Israel untuk mendeportasi orang Eritrea dan Sudan yang memasuki negeri itu secara ilegal.
Lebih dari 20.000 orang migran dan warga Israel ambil bagian dalam aksi umum itu. Rekaman yang disiarkan langsung di situs berita Ynet tersebut menunjukkan mereka melantunkan “kita semua adalah manusia. Tidak ada perbedaan antara darah mereka dan darah kami.” (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya