Yerusalem, MINA — Kepolisian Israel telah membebaskan Gubernur Palestina untuk Yerusalem, Adnan Ghaith pada Senin (6/4).
Ghaith ditahan selama 24 jam dalam geruji besi karena dituding terlibat kegiatan politik ilegal terkait penanganan pandemi COVID-19. Al Jazeera menyebutkan.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan, Ghaith mengenakan sarung tangan karet dan merokok ke luar rumahnya di Yerusalem Timur.
Sejumlah pejabat Otoritas Palestina ditangkap oleh Israel setidaknya enam kali tahun lalu dan tujuh kali dalam waktu kurang dari 18 bulan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Jika kita harus membayar untuk melindungi rakyat kita dan keamanan mereka serta membatasi penyebaran virus Corona, maka ini adalah yang paling jahat,” kata Ghaith dalam sebuah video yang diunggah di media sosial tak lama setelah pembebasannya.
Pengacara Ghaith, Rami Othman, mengungkapkan, kliennya ditahan karena berusaha mengekang penyebaran COVID-19. Namun dia tak menjelaskan lebih terperinci mengenai hal tersebut.
Wakil Gubernur Palestina untuk Yerusalem Abdullah Siyam mengatakan Ghaith dibebaskan setelah membayar jaminan sebesar 15 ribu shekel.
Polisi Israel menangkap Ghaith pada Ahad (5/4). Selama 18 bulan terakhir, Ghaith ditangkap sebanyak tujuh kali oleh polisi Israel. Dia kerap dituding terlibat kegiatan atau aktivitas Palestina yang ilegal di Yerusalem,” kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld kepada kantor berita AFP.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Israel telah mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya. Israel enggan membaginya dengan Palestina yang mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depannya.
Israel melarang semua kegiatan Otoritas Palestina di Yerusalem. Oleh sebab itu Palestina memiliki menteri untuk urusan Yerusalem dan gubernur Yerusalem yang terletak di Al-Ram. (T/R8/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon