Al Quds, 13 Ramadhan 1434/21 Juli 2013 (MINA) – Israel mengumumkan pada Sabtu (20/7) akan membebaskan beberapa tahanan Palestina sebagai “Isyarat”, karena kedua pihak sepakat bertemu dan membuka jalan untuk pembicaraan pertama secara langsung dalam tiga tahun.
Pernyataan tersebut datang setelah Menteri Luar Negeri AS Jhon Kerry mengatakan kepada wartawan di Amman (19/7), bahwa negosiator Israel dan Palestina telah meletakkan dasar untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian beku.
Kerry menyatakan sebagai langkah pertama negosiator Palestina, Saeb Erakat dan Israel Tzipi Livni akan bertemu di Washington untuk memulai pembicaraan awal dalam minggu depan atau lebih. dilansir Ma’an News Agency yang dipantau MINA (Mi’raj News Agency), Ahad (21/7).
Pembicaraan damai pada 2010 lalu telah rusak akibat pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, masalah pemukiman illegal tersebut tetap menjadi salah satu hambatan terbesar antara kedua pihak.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Menteri intelejen Israel Yuval Steinitz mengatakan pemerintahannya akan terlibat dalam pembebasan jumlah terbatas dari tahanan Palestina, beberapa diantarnya telah ditahan di penjara Israel selama 30 tahun.
Pernyataan Kerry datang ketika ia berkonsultasi dengan para pemimpin Israel dan Palestina selama empat hari di hotel Amman setelah itu mengunjungi otoritas Palestina di Ramallah.
Kerry menyatakan kepada wartawan sebelum kepulangannya bahwa kedua pihak telah mencapai kesepakatan yang menetapkan dasar untuk melanjutkan negosiasi langsung.
“Ini merupakan langkah penting untuk ke depannya,” tambah Kerry.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Israel dan Palestina masih menghadapi masalah yang besar, termasuk perbatasan Negara Palestina, hak pengungsi Palestina dan nasib Yerusalem yang keduanya ingin menjadikan sebagai ibukota mereka.
Presiden Palestina Mahmud Abbas juga telah berulang kali menyerukan pembekuan pembangunan permukiman Israel dan pembebasan tahanan.
Sementara itu, gerakan Hamas menolak kembali ke perundingan. Juru bicara Sami Abu Zuhri mengatkan bahwa Abbas tidak punya hak yang sah untuk berunding atas nama rakyat Palestina.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Catherine shton menyambut baik perjanjian, ia menambahkan “harapan yang besar bahwa akhirnya kita mendapati tujuan bersama”.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
Sekjen PBB Ban Ki-Moon meminta kedua belah pihak agar menunjukan keberanian dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa setelah pembicaraan agar dapat mempertahankan kesepakatan mereka. (T/P013/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)