Tel Aviv, 23 Muharram 1436/5 November 2015 (MINA) – Parlemen Israel (Knesset) baru-baru ini memutuskan untuk membentuk kementerian baru yang fokus untuk mengatasi kampanye global Boikot, Penghentian Saham dan Sanksi (The Boycott, Divestment and Sanctions/BDS).
Seorang pengamat urusan Israel, Anton Shalhat mengatakan, keputusan untuk membentuk sebuah kementerian baru, terutama untuk mengatasi boikot internasional terhadap Israel, membuktikan adanya bahaya kampanye global BDS pada perekonomian entitas Zionis tersebut.
Dia menjelaskan, meningkatnya kampanye-kampanye boikot, terutama pada sektor ekonomi, sudah mulai menimbulkan ancaman bagi perekonomian permukiman ilegal Israel dalam konteks melambatnya laju perekonomian secara keseluruhan, demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (5/11).
Tahun lalu, Uni Eropa mulai memboikot barang-barang yang berasal dari permukiman ilegal Israel, termasuk keterlibatan akademik dan investasi. Barang dari permukiman ilegal yang dibangun Israel di Tepi Barat dan Al-Quds, Palestina, kini harus diberi label “Boikot” di dalam wilayah Uni Eropa.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Jumlah ekspor dari permukiman ilegal Yahudi merupakan delapan persen dari seluruh jumlah ekspor Israel yang nilainya diperkirakan pada tahun lalu sebesar $ 95 miliar.
Menurut Koordinator BDS, Mahmoud Al-Nawajaa, belumlah cukup hanya melabeli barang dari permukiman ilegal Israel. Justru, lanjutnya, hukum Uni Eropa harus melarang semua impor dari permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.
Gerakan Boikot, Penghentian Saham dan Sanksi (BDS) terhadap Israel dilakukan atas kejahatan perang entitas penjajah itu terhadap Rakyat Palestina.
Komite Nasional Palestina BDS didirikan sejak tahun 2007, untuk mengkoordinasikan gerakan global yang terus meningkat itu.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Kampanye global tersebut berkembang setelah terjadinya agresi militer Israel musim panas lalu di Gaza, yang menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, kebanyakan dari mereka anak-anak dan warga sipil, serta melukai sedikitnya 11.000 orang.
BDS berhasil mengakibatkan kerusakan ekonomi, akademik dan meluas ke berbagai aspek bagi pemerintah Israel. Sejak itu, gerakan dari serangkaian serikat, kelompok dan perusahaan internasional menyatakan afiliasi mereka untuk melakukan boikot internasional. (T/R05/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam