Peringatan itu disampaikan bagi masyarakat dunia khususnya lembaga Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) serta Dewan HAM PBB untuk mengajukan keluhan komisi mengenai
Sekjen komisi, Dr. Hanna Eisa mengklaim bahwa Yishai telah diam-diam memperoleh izin resmi untuk mendirikan bangunan di situs suci ketiga bagi umat Islam itu.
Sinagog Yahudi itu akan dibangun di wilayah barat daya Masjid Al-Aqsha dan di depan Mushola Al Marwani.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
“Ini adalah rencana yang serius yang bertujuan menanam keberadaan Yahudi di dalam kawasan suci Umat Islam,” kata Dr. Eisa seperti dikutip Gulf News yang dipantau Kantor Berita Islam.
Dr. Eisa mengatakan bahwa pembangunan sinagog akan menjadi langkah awal untuk dimasukkan ke dalam tindakan suatu rancangan undang-undang Israel di mana setiap hari dalam sepekan akan dibagi antara jamaah Muslim dan Yahudi di kompleks Al-Aqsha.
“Hari-hari tertentu dalam sepekan akan hanya diberikan bagi orang-orang Yahudi dan pada saat mereka melaksanakan ritualnya, Muslim tidak akan diizinkan masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha. Ini cara yang dilakukan Israel di Masjid Ibrahimi Hebron,” katanya.
Dia menyatakan bahwa waktu yang diberikan bagi orang-orang Yahudi akan meningkat selama periode waktu yang singkat, sehingga membatasi waktu kunjungan bagi jamaah Muslim untuk melakukan ibadah terutama melaksanakan shalat Jum’at di kompleks Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
“Ini adalah rencana yang serius yang harus dihadapi pada semua tingkatan, termasuk pejabat dan masyarakat,” tegasnya.
Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds adalah satu kesatuan. Al-Quds meliputi seluruh tembok yang mengelilingi kompleks Masjid Al-Aqsha. Saat ini Al-Quds berada di bawah penjajahan Israel yang memulai penjajahannya atas Palestina sejak 1948 lalu.
Masjid Al-Aqsha merupakan tempat paling suci ketiga bagi umat Islam. Hal itu terkait dengan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Salam. Nabi ketika itu naik ke Sidratul Muntaha melalui Masjid Al-Aqsha.
Sinagog Yahudi Mengelilingi Masjid Al-Aqsha
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
Saat ini, Israel mempertimbangkan daerah terbuka di kompleks Masjid Al-Aqsha sebagai taman publik yang terbuka bagi pengunjung Yahudi dan segera mengeluarkan keputusan resmi untuk mendirikan sinagog baru di dalam Masjid Al-Aqsha.
“Sebanyak 104 sinagog Yahudi tersebar di sekitar lingkungan Masjid Al-Aqsha, dan Israel kini sudah memasuki Masjid Al-Aqsha,” ungkapnya.
Kondisi yang terjadi di dunia Arab saat ini membuat impian Zionis Israel mengambil alih kompleks Masjid Al-Aqsha dengan berulang kali mengubahnya menjadi sinagog besar semakin terwujud.
Dia mengatakan bahwa masalah pembangunan sinagog baru di Masjid Al-Aqsha telah ditangani oleh pemerintah Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci di Kota Al-Quds itu.
Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam
Dia mengungkapkan bahwa penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha mencapai 18 meter di bawah tanah, dan kini di dalam terowongan tersebut sudah dibangun beberapa ruangan untuk menampung 5.000 orang.
Pada tahun 2020, Israel direncanakan akan menyelesaikan kota bawah tanah terbesar di kompleks Masjid Al-Aqsha yang akan menampung enam juta orang. (T/P02/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur