ISRAEL BERUPAYA LAKUKAN PEMBERSIHAN ETNIS PALESTINA

Yerusalem, 16 Rajab 1435/16 Mei 2014 (MINA) – Tujuan akhir  rezim zionist dalam proses pembicaraan damai adalah untuk mengupayakan pembersihan terhadap warga di wilayah yang didudukinya, demikian menurut penilaian seorang pengamat, Mark Glenn.

Hal itu disampaikan menanggapi pembicaraan “informal” d London baru-baru ini antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Presiden  Palestina Mahmoud Abbas di London.

Petemuan itu adalah yang pertama kalinya setelah pembicaraan Israel dan Palestina yang dimediasi Ame
rika Serikat mengalami jalan buntu dan terhenti pada bulan lalu, demikian  dilaporkan Press Tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.

” Ini hanya sandiwara, negosiasi perdamaian menuju solusi pertikaian antara kedua negara tersebut,  hanya untuk menenangkan orang-orang yang terlibat dalam proses peramaian, padahal tuuan akhirnya adalah pembersihan etnis menyeluruh terhadap etnis Palestina,” kata Mark Glenn.

Dia mengatakan, rezim Israel berusaha untuk mengendalikan pantai timur Mediterania serta seluruh wilayah antara  Sungai Nil dan Sungai Efrat.”

Mark Glenn mengatakan, tidak ada hasil konkret yang dapat diharapkan dari apa yang disebut pembicaraan damai kecuali AS berhenti mendukung Israel secara finansial, diplomatik maupun militer.

Mark Glenn mengatakan, Amerika Serikat hanya akan memotong bantuan ke Israel jika Washington  “benar-benar tertarik berupaya mewujudkan situasi yang adil di Timur Tengah.”

“Tetapi sayangnya, hal ini tidak akan terjadi karena apakah itu politisi sayap  kiri seperti Presiden AS, Barack  Obama atau  politisi sayap kanan, mereka masih terikat dengan kepentingan yang sama di negeri ini,” kata Mark Glenn.

Pada 15 Mei 1948, sekitar 750.000 warga Palestina dipaksa mengungsi ke negara-negara tetangga oleh pasukan Israel.

Tentara Israel juga menghancurkan hampir 500 desa dan kota-kota dari peta Palestina, meninggalkan perkiraan total 4,7 juta, pengungsi Palestina berharap untuk kembali ke tanah air mereka. (T/P012/EO2).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Comments: 0