Tepi Barat, MINA – Sepanjang Oktober 2022, Otoritas Pendudukan Israel melakukan blokade dan pembatasan di sejumlah wilayah Palestina yang diduduki, selain Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 2007, beberapa wilayah Tepi Barat dan Yerusalem juga menjadi sasaran.
Israel melakukan segala cara dan aksi untuk merampas tanah milik bangsa Palestina, termasuk dengan melakukan pelanggaran secara terang-terangan terhadap Hukum Internasional.
Seperti dikutip dari Days of Palestine, Kamis (3/11), blokade darat, laut, dan udara yang dilakukan oleh Israel kepada dua juta penduduk Gaza sejak Juni 2007 telah merusak kehidupan ekonomi serta menyebabkan pembangunan di daerah tersebut terhambat dan merosot.
Akibat tindakan ilegal Israel tersebut, sekitar 56 persen warga Palestina di Gaza mengalami kemiskinan dan kaum muda yang menganggur mencapai 63 persen, menurut Biro Pusat Statistik Palestina.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Lebih dari 60 persen warga Palestina di Gaza adalah pengungsi akibat terusir dari rumah mereka sendiri pada 1948.
Sejak awal blokade, Israel telah meluncurkan enam serangan militer di Gaza, yaitu pada 2008, 2012, 2014, 2019, 2021 dan 2022. Masing-masing serangan tersebut telah memperburuk situasi di Gaza yang sudah mencekam.
Ribuan warga Palestina meninggal, termasuk anak-anak, dan puluhan ribu rumah, sekolah serta gedung-gedung hancur lebur, untuk melakukan pembangunan ulang hampir tidak mungkin karena blokade menyulitkan pendistribusian bahan konstruksi, seperti baja dan semen masuk ke Gaza.
Blokade di Lembah Yordan
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Menurut saksi mata, pemukim pendudukan Israel melakukan penyerangan ke desa Farsiya yang berlokasi di Lembah Yordan, Tepi Barat selama Oktober 2022 dan memblokir beberapa jalan di daerah itu.
Para pemukim itu juga memblokir jalan-jalan di daerah itu, termasuk pintu masuk ke desa Ein el-Beida sehingga warga Palestina sulit masuk dan keluar desa.
Pembatasan di Kamp pengungsi Shufat dan Anata
Selama Oktober 2022, Pasukan Pendudukan Israel menduduki semua pintu masuk ke kamp pengungsi Shufat dan kota Anata di timur laut Yerusalem selama tiga hari berturut-turut.
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Pada saat yang sama, pasukan pendudukan Israel terus menyerbu rumah-rumah, bentrok dengan penduduk dan menahan warga Palestina. Selain itu, ratusan tentara, agen keamanan juga terus menculik warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan.
Di wilayah tersebut, pasukan Israel melarang sedikitnya 100.000 warga Palestina, termasuk pelajar, dari meninggalkan kamp, yang dipisahkan dari Yerusalem Timur oleh tembok beton setinggi delapan meter dan pos pemeriksaan militer meskipun faktanya terletak di dalam batas kota.
Pembatasan di Betlehem
Pasukan Pendudukan Israel menutup semua pintu masuk ke desa Husan, di sebelah barat kota Betlehem, Tepi Barat yang diduduki, serta mengisolasi desa itu dari desa-desa terdekat lainnya selama Oktober 2022.
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi
Pasukan Israel menutup semua pintu masuk ke desa dengan gerbang besi, balok dan gundukan tanah serta mengisolasi desa tersebut dari desa Battir, Nahaleen dan Wad Fukeen Palestina.
Hal tersebut mengakibatkan mahasiswa sulit menuju ke kampus dan karyawan, pekerja serta petani kesulitan berangkat ke tempat kerja mereka.
Lockdown di Nablus
Selanjutnya di sepanjang Oktober 2022 di Kota Nablus, pendudukan Israel melakukan lockdown selama tiga pekan berturut-turut.
Baca Juga: Hezbollah dan Houthi Kompak Serang Wilayah Pendudukan Israel
Pasukan pendudukan Israel menutup sejumlah pos pemeriksaan di sekitar Nablus.
Aksi biadab Israel dengan memblokade dan membatasi kebebasan hidup warga Palestina di semua segala aspek adalah cara untuk mempertahankan kekuasaannya di wilayah pendudukan Palestina.
Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan segera mungkin untuk mengakhiri aksi ilegal Israel tersebut. (T/ri/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza