Gaza, MINA – Serangan udara yang kembali dilancarkan militer Zionis Israel di Jalur Gaza pada Selasa (13/5) menciptakan duka mendalam. Salah satu target utama kali ini adalah Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, sebuah fasilitas medis yang selama ini menjadi andalan warga sipil di Gaza selatan.
Menurut laporan berbagai sumber lokal dan media internasional, sedikitnya 27 warga Palestina syahid,termasuk 16 orang di area dalam dan sekitar rumah sakit. Sementara itu, puluhan lainnya mengalami luka-luka, beberapa dalam kondisi kritis.
Foto-foto dari media sosial memperlihatkan pemandangan memilukan, tubuh korban tergeletak di halaman rumah sakit, relawan dan petugas medis panik mengevakuasi korban dari puing-puing bangunan dan para pasien terpaksa dikeluarkan dari bangsal yang rusak parah akibat ledakan.
Seorang sumber medis kepada Anadolu Agency menyebut, enam orang meninggal di tempat, sementara kerusakan struktural signifikan dialami oleh bangunan rumah sakit. Beberapa ruang perawatan hancur, peralatan medis penting rusak dan layanan gawat darurat lumpuh.
Baca Juga: Orantua Sandera Berterima Kasih Kepada Trump, Bukan Kepada Netanyahu
Lagi-lagi tentara Zionis Israel berdalih bahwa mereka menargetkan “kompleks komando dan kontrol milik Hamas” yang berada di bawah rumah sakit.
Dalam pernyataan resmi bersama Shin Bet, mereka menyebut serangan dilakukan secara “presisi tinggi” untuk menargetkan anggota Hamas yang bersembunyi di bawah infrastruktur medis. Media Israel juga menuduh bahwa target serangan termasuk Mohammed Sinwar, komandan senior Brigade Al-Qassam.
Namun, klaim Israel ini tidak dapat diverifikasi secara independen dan telah menuai kecaman luas dari komunitas internasional, termasuk dari lembaga kesehatan global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam keras serangan terhadap fasilitas medis tersebut. Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebutnya sebagai “pukulan besar bagi sistem kesehatan Gaza yang sudah sangat rapuh.”
Baca Juga: 358 Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Ia menyebut bahwa dalam serangan sebelumnya terhadap Kompleks Medis Nasser, rumah sakit terbesar di Gaza yang juga berlokasi di Khan Yunis mengakibatkan unit luka bakar, ruang bedah, ICU, dan ruang rawat inap hancur total. Dua orang dilaporkan meninggal dan 12 lainnya luka-luka, termasuk satu dalam kondisi kritis yang sedang menjalani beberapa operasi.
“Kami mengingatkan kembali bahwa serangan terhadap rumah sakit adalah pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional. Ini harus dihentikan segera,” tegas Tedros dalam pernyataannya.
Serangan di Rumah Sakit Eropa merupakan yang kedua terhadap fasilitas medis dalam 24 jam terakhir. Pada Senin (12/5) dini hari, serangan udara Israel menghantam Kompleks Medis Nasser. Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, serangan tersebut juga menyebabkan jatuhnya korban di kalangan pasien dan jurnalis, termasuk wartawan Hassan Islayh yang dilaporkan terluka.
Sejak awal agresi militer Israel ke Gaza yang terus berlangsung hingga kini, data menunjukkan bahwa 38 rumah sakit, 81 pusat kesehatan, dan 164 fasilitas medis telah hancur, dibakar atau tidak dapat berfungsi. Ini menambah penderitaan lebih dari dua juta penduduk Gaza yang terjebak di wilayah yang diblokade tanpa akses evakuasi dan bantuan medis memadai.
Baca Juga: Saraya Al-Quds Bombardir Kota-Kota dan Permukiman Yahudi
Kondisi di lapangan kian mencekam. Warga sipil kini tidak hanya kehilangan tempat tinggal dan sanak keluarga, tetapi juga kehilangan tempat berlindung terakhir mereka yakni rumah sakit. Fasilitas medis yang seharusnya menjadi zona netral dalam konflik, kini justru menjadi sasaran tembak. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: Jumlah Makanan Harian untuk Warga Gaza Menurun 70 persen Pekan Ini