Yerusalem, MINA – Staf pemerintahan kota pendudukan Israel membongkar sebuah apartemen tempat tinggal warga Paleatina di kota Silwan, selatan Masjid Al-Aqsha, Selasa (30/11), dengan dalih membangun tanpa izin.
Pusat Informasi Wadi Hilweh – Yerusalem menyatakan, puluhan polisi dan pasukan khusus, disertai oleh petugas kota, menyerbu lingkungan Bir Ayoub di kota Silwan, mengepung sebuah bangunan apartemen tempat tinggal, dan menyerbu lantai atasnya untuk melakukan pembongkaran, menggunakan pembongkaran peralatan manual dengan dalih membangun tanpa izin.
Apartemen menurut laporan kantor berita Ma’an, adalah milik keluarga Zeitoun dan ada lima warga Palestina tinggal di dalamnya, dibangun dari kayu, gypsum, dan adobe.
Israel secara masif banyak menghancurkan bangunan Palestina dengan dalih tidak memiliki izin. Seringkali pula Israel menghancurkan bangunan milik keluarga dari orang yang ditargetkan untuk ditangkap.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di wilayah Palestina juga mencatat makin masifnya penghancuran bangunan milik Palestina oleh Israel.
Lembaga ini menyebut, pada Juli mencatatkan bulan kedua terbanyak kasus perusakan bangunan hingga menyita 126 bangunan di Tepi Barat.
Penghancuran ini mengakibatkan 181 orang mengungsi, termasuk 105 anak-anak, dan sebaliknya mempengaruhi mata pencaharian, atau akses ke layanan, kepada hampir 2.000 orang lainnya.
Hal ini dijelaskan lembaga tersebut dalam laporan bulanannya tentang penghancuran dan pemindahan Tepi Barat.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Semua penghancuran kecuali satu bangunan terletak di Area C Tepi Barat atau Yerusalem Timur yang diduduki dan menjadi sasaran karena kurangnya izin bangunan, yang hampir tidak mungkin diperoleh.
Bangunan yang tersisa juga dihancurkan karena milik keluarga seorang Palestina yang membunuh seorang pemukim Israel pada 2 Mei.
Jumlah bangunan yang dibongkar atau disita pada Juli adalah yang tertinggi kedua tahun ini, hanya dilampaui pada Februari (153), kata OCHA.
Sejauh ini, pada 2021 telah mencatat peningkatan 40 persen dalam jumlah pembongkaran dibandingkan dengan periode yang setara pada tahun 2020 dan tingkat penghancuran aset yang didanai donor kira-kira sama (161-157).
Sejauh ini pada 2021, 295 bangunan, atau 62 persen dari semua bangunan yang ditargetkan di Area C, telah disita tanpa, atau dengan pemberitahuan yang sangat singkat. Hal ini untuk mencegah orang-orang yang terkena dampak dari keberatan sebelumnya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Sebanyak 31 bangunan yang dihancurkan atau disita pada bulan Juli telah diberikan sebagai bantuan kemanusiaan. Selain itu, empat struktur perumahan yang didanai Uni Eropa menerima perintah penghentian pekerjaan di Khirbet Ar Rahwa di distrik Hebron, dengan nilai lebih dari Rp 152 juta.
Yerusalem Timur sebagai wilayah yang dijajah, pihak berwenang Israel telah menghancurkan atau memaksa orang untuk menghancurkan 21 bangunan, jumlah yang hampir sama dengan yang dihancurkan pada Juni ketika 20 bangunan dihancurkan.
Sebelas bangunan dibongkar oleh pemilik setelah dikeluarkannya perintah pembongkaran, sehingga jumlah pembongkaran yang dilakukan pemilik sejak awal tahun menjadi 42 unit. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya