Al-Quds, 7 Muharram 1436/31 Oktober 2014 (MINA) – Polisi pendudukan Israel memutuskan untuk membuka kembali Masjid Al Aqsa, pada Jumat (31/10) ini untuk jamaah yang berusia lebih dari 50 tahun.
Direktur Masjid Al-Aqsha, Omar Kiswani mengatakan, polisi Israel memberitahukan kepada kami bahwa Al-Aqsha terbuka maksimum bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, Alray News Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Kiswani menegaskan, bahwa penurunan otoritas pendudukan untuk penutupan maksimal bagi para jamaah Muslim, terjadi setelah adanya tekanan dari dunia internasional. Penutupan secara maksimal atas masjid Al-Aqsha sendiri merupakan yang pertama sejak pendudukan kota Yerusalem pada tahun 1967 silam.
Dia menjelaskan, masyarakat di kabupaten dan kota dalam keadaan marah dan memprotes keras atas praktek-praktek terbaru dari pendudukan Israel terhadap kota suci. Juga menyerukan bangsa Arab dan umat Islam untuk membebaskan Al-Aqsha serta menuntut secara hukum atas pelanggaran serius terhadap tempat-tempat suci.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Diketahui sebaelumnya, pasukan Israel benar-benar menutup kompleks Al-Aqsha untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade akhir sejak Rabu (29/10) setelah penembakan seorang Rabi dan aktivis sayap kanan Israel di Kota Al-Quds.
Sementara organisasi-organisasi ekstremis Yahudi menghasut rekan-rekan mereka untuk menodai tempat suci Islam secara massal pada Kamis pagi dalam menanggapi percobaan pembunuhan Yehuda Glick itu.
Ratusan jamaah Muslim terpaksa melakukan shalat subuh di jalan-jalan di luar kompleks Masjid Al-Aqsha setelah pasukan Israel menutup semua pintu masuk.
Hanya direktur Al-Aqsha dan penjaga keamanan yang diizinkan masuk, bahkan yang melakukan adzan, juga ditolak masuk.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Seorang juru bicara untuk polisi Israel, Luba al-Samri, mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah mengevaluasi situasi keamanan menyusul percobaan pembunuhan terhadap Yehuda Glick.
Sementara menteri Palestina untuk Wakaf Islam, Sheikh Yusuf Deis mengatakan, tindakan itu adalah pertama kalinya masjid benar-benar ditutup sejak tahun 1967.
Menurut Menteri, itu adalah “konspirasi” yang bertujuan membagi masjid, dan mengkritik langkah sebagai melanggar hak-hak jamaah Muslim.
Sekitar 500 siswa, yang belajar di sekolah-sekolah agama di dalam kompleks, juga ditolak masuk.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Pembatasan Israel terhadap tempat ibadah bagi umat Muslim di situs suci telah menyebabkan ketegangan selama beberapa pekan terakhir, menyebabkan bentrokan terjadi di Al-Quds Timur.
Masjid Al-Aqsha sensitif bagi rakyat Palestina karena statusnya sebagai situs paling suci ketiga dalam Islam dan lokasinya di jantung Kota Tua Al-Quds Timur yang diduduki Israel.
Israel mengklaim seluruh Al-Quds sebagai ibukota ” ibukota abadi, tak terbagi,” tetapi masyarakat internasional melihat Al-Quds Timur sebagai wilayah Palestina dan ibukota negara Palestina di masa depan. (T/R11/ R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara