Hebron.jpg" alt="Hebron" width="210" height="140" />Hebron, 1 Rajab 1437/ 8 April 2016 (MINA) – Otoritas Pendudukan Israel membuka kembali sebuah jalan di timur Kota Hebron setelah lima bulan ditutup sebagai bagian dari pembatasan Israel yang membagi kota Palestina bersejarah itu.
Kepala Penghubung Militer Palestina, Kolonel Muhammad Eteiwi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setelah menekan Otoritas Pendudukan Israel, timnya telah mampu mengamankan pembukaan jalan menuju Sekolah Shuhada Al-Haram di wilayah Jabal Jawhar dari zona H2 Hebron.
“Jalan itu ditutup dengan tumpukan kotoran lebih dari lima bulan lalu di tengah langkah-langkah kendali Israel,” kata Eteiwi dalam pernyataan itu.
Dia mencatat bahwa setelah dibuka kembali selanjutnya selama satu bulan akan ditutup lagi.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Seorang juru bicara kelompok aktivis Pemuda Hebron Melawan Permukiman Ilegal Israel mengatakan pada Ma’an sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), penduduk Hebron menghadapi 100 hambatan untuk pergerakan di kota tersebut, dan banyak jalan lain yang tetap tertutup saat jalan dibuka kembali pada Kamis kemarin.
Dia menambahkan bahwa penutupan tersebut menambah “hukuman kolektif” bagi warga Palestina di Hebron.
Hebron telah menyaksikan pembatasan gerakan parah sejak gelombang kerusuhan populer menyapu wilayah Palestina yang diduduki Oktober lalu, saat lingkungan pusat kota Tel Rumeida berubah menjadi zona militer tertutup pada November lalu.
Bahkan sebelum itu, Hebron adalah kota terpecah, dipisahkan menjadi zona Palestina dan di bawah kendali Israel yang dikenal sebagai H1 dan H2 di tahun 1997-an. Tindakan itu disebabkan adanya pembantaian yang dilakukan oleh seorang pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel kelahiran Amerika Serikat di dalam Masjid Ibrahimi beberapa tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Sekitar 800 pemukim ilegal Israel tinggal di Kota Tua Hebron, dikelilingi oleh 30.000 warga Palestina yang hidup di bawah kendali pasukan pendudukan Israel.
Dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi penurunan tajam pada kekerasan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, tanpa kematian Palestina atau Israel dalam hampir dua pekan. (T/hna/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam