Gaza, MINA – Sindikat Jurnalis Palestina (SJP) mengungkapkan, Israel telah membunuh lebih dari 46 jurnalis Palestina sejak pecahnya Intifadah Al-Aqsa pada tahun 2000.
Hal tersebut terungkap dalam unjuk rasa yang diadakan pada Senin (2/11) di luar markas PBB di Jalur Gaza, memperingati Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan Terhadap Jurnalis.
Dalam pernyataan yang dikutip MINA, Kamis (5/11), Wakil Ketua SJP, Tahseen Al-Astal meminta PBB untuk melindungi jurnalis dan menuntut para pelaku kejahatan Israel terhadap jurnalis Palestina.
“Setiap tahunnya, Sindikat menghitung antara 500 hingga 700 kali serangan dan kejahatan yang dilakukan Israel terhadap jurnalis Palestina, dan inilah waktunya untuk menghentikan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan kejahatan serta yang mengeluarkan perintah,” kata al-Astal.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Ia menekankan, pelanggaran Israel terhadap Jurnalis bertujuan untuk membungkam dan mencegah gambar faktual tersampaikan kepada dunia.
Menurutnya, Israel memiliki sejarah panjang dalam membidik Jurnalis. Selain itu, Komite Perlindungan Jurnalis yang bermarkas di New York telah mendokumentasikan 17 kasus yang terkonfirmasi mengenai Jurnalis yang tewas di Israel dan wilayah pendudukan Palestina sejak 1992.
Dari jumlah tersebut, 15 Jurnalis telah terbunuh oleh tembakan dari Israel. Kemudian, tahun 2014, ketika Israel melakukan serangan besar terhadap Gaza yang diblokade dan menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, merupakan tahun paling berdarah bagi Jurnalis di Palestina. (T/SR/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan