Israel Bunuh Shireen Abu Akleh dengan Dana AS

Washington DC, MINA – Anggota Kongres Serikat (AS) Alexandria Ocasio-Cortez hari ini mengatakan, militer pendudukan Israel membunuh wartawan senior dan reporter Al Jazeera dengan .

“Saya pikir sangat penting bagi kita untuk melihat apa yang terjadi dengan Shireen Abu Akleh di Palestina, dia dibunuh oleh pasukan Israel, seorang wartawan terhormat, warga negara AS. Kami tidak bisa membiarkan hal ini terjadi dengan sumber daya (dana) kami,” kata Ocasio-Cortez dalam unggahan video di akun Instagramnya Jumat pagi (20/5).

Dia melanjutkan, “Dana pajak kami adalah bagian dari ini. Kami bahkan tidak bisa mendapatkan perawatan kesehatan di AS, dan kami mendanai ini. Harus ada semacam garis yang kami tarik lurus.”

Dia juga menunjukkan, “seluruh gedung media dibom tahun lalu — Itu tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan kami,” mengacu pada menara Al-Jalaa yang menampung Associated Press dan Al Jazeera, yang diratakan dengan tanah oleh pesawat tempur Israel selama agresi Israel di Gaza pada Mei 2021.

Sebuah lembaga perdamaian atau Suara Yahudi untuk Perdamaian (Jewish Voice for Peace) mengungkap sebuah fakta bahwa AS ambil bagian dalam penyerangan Israel dan Palestina yang terjadi saat ini.

Dalam sebuah petisi yang dikeluarkannya, Jewish Voice for Peace menuntut agar AS segera menghentikan aliran dana yang dikeluarkan untuk membiayai militer Israel.

“Setiap orang harus menelepon untuk memastikan perwakilan Anda mendukung Undang-Undang Anak dan Keluarga Palestina, yang akan mensyaratkan bantuan militer AS ke Israel 3,8 miliar dollar AS (sekitar Rp54 triliun) setahun yang dikirim ke Israel secara langsung mendanai ketidakadilan Israel di dalam dan di luar Yerusalem,” tulis laman tersbut dari Jewish Voice for Peace Senin, 17 Mei 2021.

Pada tahun 2020, AS memberikan US$ 3,8 miliar atau setara dengan Rp 54 triliun (kurs Rp 14.000/US$) bantuan ke Israel, ini menjadi bagian dari pendanaan jangka panjang, komitmen tahunan yang dibuat di bawah pemerintahan sebelumnya, Presiden Barack Obama.

Hampir semua bantuan ini untuk bantuan militer.

Dukungan ini datang sebagai bagian dari perjanjian yang ditandatangani oleh mantan Presiden AS, Barack Obama pada 2016 untuk paket keseluruhan bantuan militer senilai US$ 38 miliar atau Rp 532 triliun selama dekade 2017-2028.

Jumlah bantuan ini naik sekitar 6% (disesuaikan dengan inflasi) dari komitmen belanja untuk dekade sebelumnya.

Selain itu, tahun 2020 lalu AS memberikan dana senilai US$ 5 juta atau Rp 70 miliar untuk memberikan pemukiman bagi para migran di Israel. Negara ini memiliki kebijakan lama untuk menerima orang Yahudi dari luar sebagai warga negara.

Bagaimana Israel menggunakan uang AS?

Selama bertahun-tahun, bantuan AS telah membantu Israel mengembangkan salah satu militer paling maju di dunia, dengan dana yang memungkinkan mereka untuk membeli peralatan militer canggih dari AS.

Misalnya, Israel telah membeli 50 pesawat tempur F-35, yang dapat digunakan untuk serangan rudal (27 pesawat sejauh ini telah dikirim), dengan biaya masing-masing sekitar US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun.

Tahun lalu Israel juga membeli delapan pesawat KC-46A Boeing ‘Pegasus’ dengan harga sekitar US$ 2,4 miliar atau Rp 34 triliun. Ini mampu mengisi bahan bakar pesawat seperti F-35 di udara.

Dari US$ 3,8 miliar atau Rp 54 triliun yang diberikan kepada Israel pada 2020, sebesar US$ 500 juta atau Rp 7 triliun dialokasikan untuk pertahanan rudal, termasuk investasi di Iron Dome Israel dan sistem lain yang dapat mencegat roket yang terdeteksi masuk.

Sejak 2011, AS telah menyumbangkan total US$ 1,6 miliar atau Rp 22 triliun untuk sistem pertahanan Iron Dome.

Selain itu, Israel telah menghabiskan jutaan dolar untuk berkolaborasi dengan AS dalam mengembangkan teknologi militer, seperti sistem untuk mendeteksi terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyusup ke Israel.

Pemerintah Israel berinvestasi besar-besaran dalam peralatan dan pelatihan militer, menggunakan bantuan itu sebagai kompensasi karena lebih kecil daripada banyak kekuatan regional lainnya.

Mengapa AS memberi Israel begitu banyak bantuan?

Ada sejumlah alasan mengapa AS memberikan begitu banyak bantuan kepada Israel, termasuk komitmen bersejarah sejak dukungan AS untuk pembentukan negara Yahudi pada tahun 1948.

Selain itu, Israel dipandang oleh AS sebagai sekutu penting di Timur Tengah, dengan tujuan bersama dan komitmen bersama terhadap nilai-nilai demokrasi.

Layanan Penelitian Kongres AS (The US Congressional Research Service) menilai bahwa bantuan luar negeri AS telah menjadi komponen utama dalam memperkuat dan memperkuat ikatan hubungan AS-Israel ini. Para pejabat AS dan banyak anggota parlemen telah lama menganggap Israel sebagai mitra penting di kawasan itu. (R/R1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.