Yerusalem, MINA – Rezim penjajah Zionis Israel mencabut visa Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Jonathan Whittall, usai ia mengkritik kebrutalan militer Zionis di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, dalam pernyataannya menyebut bahwa pencabutan visa dilakukan karena Whittall telah menyampaikan “kisah sepihak” tentang situasi di Gaza yang menurutnya tidak sesuai dengan versi resmi Israel.
“Saya punya firasat untuk tidak memperpanjang izin tinggal Kepala OCHA di Israel, Jonathan Whittall,” tulis Saar di X, dikutip pada Senin (21/7).
Saar menuduh Whittall menyebarkan laporan “bias dan palsu” mengenai aktivitas militer Zionis Israel di Gaza dan dianggap melanggar ketentuan PBB.
Baca Juga: Sepak Terjang Netanyahu di Luar Kendali, AS Khawatir Stabilitas Timur Tengah Kian Kacau
Sejak agresi militer besar-besaran dilancarkan Zionis Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, Whittall secara konsisten mengecam tindakan militer yang memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Ia pernah menyebut bahwa rakyat Gaza “mati perlahan” karena blokade dan serangan brutal rezim Zionis.
Langkah Zionis Israel tidak berhenti pada Whittall saja. Menurut laporan, entitas penjajah itu juga telah memperketat pengeluaran visa bagi staf kemanusiaan PBB lainnya, termasuk dari OHCHR (Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia) dan UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina).
Juru bicara OCHA, Eri Kaneko, mengungkapkan bahwa pemerintah Israel dalam beberapa bulan terakhir telah memperpendek durasi visa staf PBB dan menolak sejumlah permintaan akses ke Jalur Gaza.
Baca Juga: Raja Belgia Minta Eropa Tegas, Genosida di Gaza Aib bagi Kemanusiaan
“Izin bagi staf kemanusiaan untuk masuk ke Gaza semakin dipersulit. Bahkan, izin bagi staf Palestina untuk memasuki Yerusalem Timur juga ditahan,” kata Kaneko, mengutip The New Arab.
Tindakan ini menunjukkan bagaimana rezim Zionis terus menghalangi upaya komunitas internasional dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang saat ini tengah mengalami krisis terburuk sepanjang sejarah penjajahan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Belgia Tangkap Dua Tentara Israel terkait Perang di Gaza