Tel Aviv, MINA – Pejabat Israel dan pemimpin Palestina dari gerakan Hamas di Jalur Gaza saling mengeluarkan pernyataan melelui media, guna meningkatkan peluang untuk membebaskan beberapa tahanan Palestina di tengah pandemi COVID-19 dengan imbalan diserahkannya mayat tentara Israel.
Pejabat militer dan politik Israel mengatakan kepada surat kabar harian Israel Maariv seperti dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (4/4) bahwa ada “jendela peluang” untuk memajukan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Pejabat itu mengatakan, ada pertemuan penting yang sedang diadakan untuk membahas masalah tersebut di Kementerian Pertahanan Israel.
Menurut Maariv, kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas, partai yang berkuasa di Jalur Gaza, akan terjadi melalui “paket bantuan kemanusiaan”.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Sementara, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar mengatakan pada Kamis (2/4), ada kemungkinan inisiatif untuk bergerak maju dengan pertukaran tahanan.
“Pendudukan Israel akan melakukan tindakan kemanusiaan yang lebih besar dari sekadar proses pertukaran, dengan membebaskan tahanan Palestina yang sakit, perempuan, dan ada kemungkinan kami membuka kembali penawaran sebagian,” kata Sinwar, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sinwar memperingatkan Israel bahwa sayap bersenjata Hamas “memantau dengan sangat hati-hati” dan melaporkan, COVID-19 menyebar di antara tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Pada awal pekan ini, Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett berpendapat, masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza (yang telah berada di bawah blokade selama hampir 13 tahun) harus bersyarat pada Hamas agar menyerahkan jasad dua tentara Israel.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
“Saat ini ada pembicaraan tentang dunia kemanusiaan di Gaza – Israel juga memiliki kebutuhan kemanusiaan, yang terutama pemulihan yang jatuh,” kata Bennett.
“Saya pikir kita perlu memasuki dialog luas tentang Gaza dan kebutuhan kemanusiaan kita. Tidaklah benar untuk memutuskan hal-hal ini,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Sinwar menegaskan jika pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap pendudukan Israel.
“Jika kami menemukan bahwa orang yang terinfeksi oleh COVID-19 di Jalur Gaza tidak bisa bernafas, kami akan memotong nafas enam juta Zionis, dan kami akan mengambil apa yang kami inginkan dari Anda dengan paksa,” kata Sinwar dalam menanggapi komentar Bennett.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Pada Kamis (2/4), Layanan Penjara Israel mengkarantina enam warga Palestina di penjara Ofer. Mereka berhubungan dengan seorang tahanan yang baru dibebaskan, yang sejak itu dinyatakan positif COVID-19.
Israel telah mengonfirmasi 7.030 kasus positif COVID-19, termasuk 39 kematian. Sedangkan, di wilayah Palestina yang diduduki terdapat 171 kasus positif telah dicatat secara resmi, termasuk satu kematian di Tepi Barat.
Menurut kelompok hak asasi manusia tahanan Addameer, sekitar 5.000 warga Palestina saat ini ditahan di lebih dari 20 pusat penahanan Israel. Sementara itu, Hamas diyakini menahan jasad dua tentara Israel yang terbunuh selama perang 2014 di Jalur Gaza. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara