Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Dinilai Tidak Berniat Damai, Turki Kecam Keras

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Widi Kusnadi - 9 jam yang lalu

9 jam yang lalu

0 Views

Salah satu kondisi di Kota Gaza. (foto : x)

Ankara, MINA – Rencana pencaplokan Tepi Barat dan serangan brutal terbaru di Jalur Gaza menjadi bukti bahwa Israel tidak berniat mencapai perdamaian. Sebaliknya, Israel dinilai ingin melanjutkan pendudukan dan aksi genosida.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Komunikasi Turki, Burhanettin Duran, Selasa (28/10), melalui media sosial NSosyal. Duran menegaskan, aksi Tel Aviv merupakan ancaman serius bagi stabilitas kawasan.

Israel berniat melanjutkan pendudukan dan genosida. Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa Israel menjadi ancaman bagi perdamaian,” ujarnya, sambil menyerukan kecaman global.

Duran menambahkan, Turki akan terus membela perjuangan Palestina dan menjadi suara keadilan serta kemanusiaan bagi yang tertindas. Kecaman keras ini muncul menyusul serangan udara dan artileri Israel di Jalur Gaza, yang dilaporkan atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, untuk membalas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas.

Baca Juga: Kepala Rabbi Ancam Yahudi Ultra-Ortodoks akan Tinggalkan Israel Jika Dipaksa Gabung Militer

Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak 10 Oktober, berdasarkan rencana perdamaian Presiden AS saat itu, Donald Trump. Kesepakatan mencakup pertukaran sandera dan tahanan serta rekonstruksi wilayah kantong Palestina yang hancur. Namun, Israel tampaknya mengabaikan komitmen tersebut.

Langkah parlemen Israel pekan lalu menggelar pemungutan suara awal terhadap rancangan undang-undang yang memaksakan kedaulatan Israel di Tepi Barat, menuai kecaman, bahkan dari sekutu dekatnya, Amerika Serikat.

Sikap ganda Israel ini memperkuat pandangan Turki bahwa Tel Aviv mengejar agenda jangka panjang: memperluas wilayah dan menghancurkan identitas Palestina, bukan mewujudkan solusi damai dua negara. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Qatar Kecam Pelanggaran RSF Sudan dalam Serangan di Darfur Selatan

Rekomendasi untuk Anda