Al-Quds, 25 Dzulhijjah 1435/19 Oktober 2014 (MINA) – Pusat Peneliti Demografi Arab di Al-Quds menegaskan, Otoritas Israel berupaya mengaburkan sejarah Kota Al-Quds dan menjadikannya sebagai kota Yahudi melalui serangkaian proyek yahudisasi, termasuk membangun kuburan palsu yahudi di kawasan Salwiduha, Silwan, selatan Masjid Al-Aqsha berseberangan dengan Istana Umawiyah.
Dalam pernyataan resminya yang dikutip Palestinian Information Center (PIC) dan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad, Pusat Peneliti Arab menyebutkan, eskalasi yahudisasi akhir-akhir ini makin nampak jelas, kuburan palsu dibangun di kawasan Silwan dan Istana Umawiyah yang berdampingan dengan pagar Masjid Al-Aqsha dari arah Selatan.
Pusat Peneliti Arab menyatakan, kelompok-kelompok pemukim ekstrimis Yahudi bekerjasama dengan otoritas properti dan taman mendirikan makam yang dibangun dari batu serta sebuah saluran pada tanah milik Palestina.
“Tindakan semacam itu menegaskan sekali lagi bahwa pendudukan Israel memalsukan sejarah Kota Al-Quds, melanggar norma-norma dan hukum-hukum internasional,” tegas Pusat Peneliti Arab dalam pernyataannya.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Kuburan terukir dengan Bintang Daud dibangun dengan gaya kuno seakan dibangun sejak puluhan tahun lalu, dan dijelaskan kepada para wisatawan kuburan tersebut dibangun sejak sebelum tahun 1948.
Tindakan entitas zionis itu bertentangan dengan norma dan aturan internasional yang menegaskan negara penjajah tidak boleh mengubah demografi kawasan yang didudukinya. Namun, Otoritas Israel dengan semua cara memalsukan realitas dan berupaya mengambil kendali di lapangan, memalsukan sejarah kota Al-Quds dengan cara yang licik.
Ratusan bahkan ribuan cara ditempuh Israel untuk memalsukan sejarah Palestina, dan menggantinya dengan sejarah palsu Yahudi, termasuk dengan membangun kuburan palsu.
Pusat juga memperingatkan bahwa menciptakan kuburan palsu memungkinkan Israel untuk merebut daerah-daerah lainnya di Al-Quds timur.(T/R05/R11)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)