Tel Aviv, 27 Syawwal 1437/1 Agustus 2016 (MINA) – Diskriminasi yang meluas terhadap warga Yahudi Israel asal Ethiopia, seperti yang terjadi di institusi pemerintahan, menjadi fokus tinjauan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pernyataan Netanyahu itu disampaikan oleh Kementerian Kehakiman pada Ahad (31/7) dalam sebuah laporan.
Di Israel, dalam sistem pendidikan, anak-anak Yahudi asal Ethiopia diduga kerap berhenti sekolah karena sering menghadapi diskriminasi dari orang tua murid lain. Bahkan mereka sering ditempatkan ke dalam sistem pendidikan khusus yang terpisah.
Netanyahu juga menyoroti diskriminasi yang dilakukan oleh petugas terhadap keluarga Yahudi Ethiopia, di lembaga-lembaga keagamaan, kesehatan dan kepolisian. Demikian Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Meski warga Ethiopia Israel telah lama mengeluhkan diskriminasi itu, masalah ini baru mendapat perhatian luas tahun lalu ketika video seorang tentara Israel dari bangsa Ethiopia dipukuli oleh polisi sehingga memicu protes di Tel Aviv.
Menurut laporan Proyek Nasional Ethiopia 2014 yang disponsori pemerintah, 135.000 warga Ethiopia Israel memiliki tingkat kemiskinan tertinggi, dengan pendapatan sangat kurang, tinggal di lingkungan yang lebih padat dan menghadapi kerugian dalam pendidikan dibandingkan dengan warga Yahudi dari etnis lainnya. (T/P002/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya