Tel Aviv, MINA – Israel menggelar latihan militer terbesar sejak dimulainya genosida di Gaza, menurut laporan media Israel.
Latihan pada Ahad (19/10) tersebut dilaksanakan oleh Komando Utara Angkatan Darat di perbatasan utara dengan Lebanon. Demikian dikutip dari The New Arab.
Surat kabar berbahasa Ibrani, Maariv, melaporkan bahwa latihan tersebut dilaksanakan di saat yang sensitif di perbatasan utara, di mana Hezbollah telah “terhalang” tetapi “masih berdiri” sebagai ancaman.
Dalam perang terbarunya dengan kelompok Lebanon tersebut, Israel membunuh beberapa pemimpin senior dan komandannya, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.
Setelah gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah pada bulan November, pemerintah Lebanon berjanji untuk melucuti senjata kelompok tersebut dan mengembalikan semua senjata di bawah kendali negara.
Israel menuduh Hezbollah berusaha membangun kembali kemampuan militernya sebagai alasan untuk terus menyerang Lebanon.
Israel telah melancarkan serangkaian serangan terhadap Lebanon dalam beberapa hari terakhir, menargetkan wilayah Lembah Bekaa dan wilayah selatan negara itu. Pada Sabtu malam, Israel membunuh seorang anggota Hezbollah di lokasi yang sebelumnya menjadi sasaran selama perang.
Israel telah menargetkan buldoser dan peralatan lain yang terkait dengan rekonstruksi wilayah yang telah dihancurkannya selama perang.
Baca Juga: Mehdi Hasan Kritik Islamofobia dan Nyatakan Dukungan bagi Palestina di Aksi “No Kings”
Militer Israel biasanya mengatakan serangan-serangannya menargetkan operator atau infrastruktur Hezbollah, yang puluhan di antaranya telah menewaskan warga sipil yang bepergian di jalan-jalan Lebanon dengan mobil dan sepeda motor, atau terkadang menggunakan ekskavator.
Pada Jumat, pelapor khusus PBB Morris Tidball-Binz mengatakan bahwa tindakan Israel di Lebanon kemungkinan merupakan kejahatan perang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UEA Kirim 7.200 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Pascagencatan Senjata