Tel Aviv, MINA – Militer Israel meluncurkan proyek AI besar-besaran, yang dikenal bernama Morpheus, untuk mencegah pasukannya mengunggah bukti kejahatan perangnya di media sosial.
Dilansir dari Press TV pada Kamis (27/11), sistem baru ini pada dasarnya dirancang untuk mencegah pasukan militer secara tidak sengaja mengungkapkan informasi sensitif kepada musuh di media sosialnya, demikian pernyataan Zionism Observer dalam sebuah unggahan di akun X-nya.
Morpheus yang digerakkan oleh AI akan memantau akun media sosial pasukan Israel dan menentukan apakah ada video, teks, atau gambar yang mereka unggah yang melanggar protokol keamanan informasi.
Sistem ini telah beroperasi dalam fase uji coba dengan 45.000 personel selama beberapa bulan terakhir, yang mendapati adanya ribuan kasus di mana pasukan harus menghapus informasi dari jaringan mereka.
Baca Juga: Keluarga Syaikh El-Awasi: Akhirnya Kami Makamkan Para Syuhada Kami
Peluncuran Morpheus menggarisbawahi kekhawatiran Israel yang semakin besar atas risiko hukum yang ditimbulkan oleh aktivitas daring tentara, yang dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan internasional.
Awal bulan ini, Yayasan Hind Rajab (HRF) mengajukan pengaduan pidana kepada Kejaksaan Agung Republik Ceko terkait keterlibatan seorang tentara Israel dalam genosida Gaza.
HRF mengatakan, pengaduan yang diajukan di Praha oleh pengacara Jan Taubl tersebut, menyusul laporan panjang yang merinci keterlibatan Noam Tsuriely dalam kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, tindakan genosida, dan perayaan publik atas perang Israel yang menghancurkan terhadap Palestina dalam pertunjukan musiknya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic