Gaza, MINA – Serangan udara terbaru penjajah Zionis Israel menghantam Masjid Al-Faraj di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza Tengah, mengubahnya menjadi puing-puing dan menyebabkan sejumlah warga sipil terluka.
Serangan tersebut menambah panjang daftar tempat ibadah yang hancur sejak dimulainya agresi genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023, di mana lebih dari 1.000 masjid dilaporkan telah dihancurkan.
Menurut laporan Anadolu Agency yang dikutip dari saksi mata di lokasi, Selasa (29/4), pesawat tempur Israel menjatuhkan bom yang sepenuhnya meratakan Masjid Al-Faraj, tempat yang sebelumnya menjadi pusat kegiatan spiritual dan sosial warga setempat.
Para korban luka segera dievakuasi ke Rumah Sakit Al-Awda untuk mendapatkan perawatan medis.
Baca Juga: Hamas: Penggunaan Kelaparan sebagai Senjata adalah Kejahatan Perang
Data dari Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Gaza yang dirilis Februari lalu menyebutkan, dari total 1.244 masjid di wilayah tersebut, sebanyak 1.109 telah hancur, baik sebagian maupun total, akibat serangan Israel.
Selain masjid, gereja juga menjadi sasaran, menunjukkan pola serangan terhadap situs-situs religius yang memicu kekhawatiran komunitas internasional.
Israel kembali melancarkan gelombang serangan sejak 18 Maret 2025, melanggar gencatan senjata yang disepakati pada 19 Januari sebelumnya.
Hingga akhir April, jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah melampaui 52.000 jiwa, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Israel Evakuasi Penduduk di Sejumlah Kota Akibat Kebakaran Hutan
Pengeboman terhadap fasilitas keagamaan dan korban sipil dalam jumlah besar semakin menyorot perhatian dunia terhadap dugaan pelanggaran hukum internasional oleh Israel.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Serangan terhadap Masjid Al-Faraj hanya satu dari banyak tragedi yang mencerminkan dampak brutal konflik yang berkepanjangan tersebut.
Gelombang kecaman terhadap tindakan Israel terus meningkat, dengan berbagai seruan dari komunitas global untuk menghentikan kekerasan dan memulai penyelidikan internasional secara menyeluruh.[]
Baca Juga: 60 Hari Blokade Israel: Warga Palestina di Gaza Berjuang untuk Bertahan Hidup
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afrika Selatan kepada ICJ: Israel Gunakan Kelaparan sebagai ‘Metode Peperangan’