Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Hancurkan Rumah Palestina di Negev untuk Kedelapan Kalinya

Zaenal Muttaqin - Jumat, 15 September 2017 - 16:26 WIB

Jumat, 15 September 2017 - 16:26 WIB

221 Views

(Foto: Ma'an)

(Foto: Ma’an)

Negev, MINA – Buldoser Israel menghancurkan sebuah rumah Palestina di desa Umm Qabu di Tanah Negev, Israel selatan untuk yang kedelapan kalinya pada hari Kamis (14/9).

Menurut saksi mata, buldoser Israel mendobrak desa tersebut pada Kamis pagi dan menghancurkan sebuah rumah milik Salman Abu Sabileh, yang sebelumnya rumah tersebut sudah tuduh tidak memiliki izin bangunan yang sebenarnya sulit didapat.

Pasukan Israel juga telah menggerebek desa-desa lain di Negev pada hari itu juga, menurut penduduk setempat, termasuk Umm Batin dan desa Abu Kaff.

Seorang juru bicara polisi Israel tidak segera diberi komentar, seperti dikutip MINA dari laporan Ma’an.

Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara

Desa-desa Badui di Negev mengalami penghancuran rutin Israel karena tidak mendapatkan izin mendirikan bangunan dari Israel, karena itu kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menunjukkan bahwa rencana pembangunan Israel sebagian besar mengecualikan perluasan masyarakat Palestina.

Karena tidak dapat memperoleh izin, banyak penduduk di desa tidak memiliki pilihan lain kecuali membangun tanpa izin.

Kelompok HAM juga mencatat, tindakan pembongkaran oleh Israel di Negev bertepatan dengan rencana Israel untuk memindahkan penduduk Badui ke lokasi alternatif, sementara lokasi itu untuk menyediakan tempat bagi komunitas Yahudi.

Mantan Pelapor Khusus PBB untuk Hak-hak Masyarakat Adat, James Anaya merilis sebuah laporan tentang perlakuan terhadap Badui di Negev pada tahun 2011, yang menyatakan bahwa Badui di Israel “berada di bawah semua indikator sosial dan ekonomi dan menderita di mana tingkat pengangguran tertinggi tingkat suku bunga dan pendapatan di Israel. ”

Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri

Menurut kelompok hak asasi manusia, masyarakat Badui terus menghadapi kebijakan diskriminatif yang sama sekitar enam tahun kemudian. (T/B05/ P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang

Rekomendasi untuk Anda