Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Gaza, 2 Safar 1435/5 Desember 2013 ( MINA ) – Sebuah laporan resmi PBB mengatakan Israel secara efektif menghancurkan semua layanan publik di Gaza, termasuk rumah sakit, klinik, limbah dan pompa airnya.
Gaza telah diblokade sejak Juni 2007 lalu menyebabkan penurunan standar hidup rakyatnya. Saat ini, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Sudah saatnya bagi dunia untuk datang bersama-sama dan mengakhiri kegilaan Zionisme, sebelum kegilaan Zionisme itu menempatkan warga dunia lainnya dalam kesulitan yang sama,” tulis PBB dalam laporannya. Press tv melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Rezim apartheid Israel menyangkal telah menghancurkan layanan publik Gaza. Negara itu justru mangklaim telah memberikan hak-hak dasar bagi sekitar 1,7 juta orang di Gaza, seperti kebebasan bergerak dan mendapat pekerjaan.
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Negara penjajah itu menambahkan, Israel juga membayar upah para pekerja dari warga Gaza tepat waktu, serta memberi akses kesehatan dan pendidikan yang memadai.
Di lain pihak, Lembaga HAM Amnesty International pun menyebut Gaza sedang mengalami tragedi kemanusiaan. Kelompok militan Hamas yang memerintah wilayah ini pun tak menutup mata atas derita warganya. Karena itu, Hamas pun memutuskan untuk meniadakan perayaan ulang tahun mereka pada tahun ini.
Bagi Hamas, tak pantas menggelar perayaan ulang tahun (milad) di tengah kondisi rakyat yang menderita. Sejak menguasai Gaza 2007 lalu, ini merupakan pertama kalinya Hamas tak menyelenggarakan perayaan miladnya.
Kondisi ini memperlihatkan betapa hancurnya Gaza setelah Presiden Mesir Muhammad Mursi dikudeta militer, Juli lalu. Selama setahun memerintah, Mursi secara jelas mendukung gerakan Hamas dengan membuka jalur perbatasan dan membiarkan terowongan-terowongan di Gaza digunakan untuk menyalurkan berbagai kebutuhan masyarakat Gaza.
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
Tumbangnya Mursi berakhir pula segala kemudahan itu. Pemerintah Mesir saat ini yang dikendalikan militer menghancurkan terowongan-terowongan. Padahal, jalur penyelundupan tersebut merupakan sumber pendapatan utama bagi Hamas di tengah tekanan Israel.
Pejabat Hamas, Ashraf Abu Zayed, mengatakan, pihaknya akan menggunakan dana perayaan ulang tahun untuk meringankan penderitaan rakyat. Menurutnya, pembatalan perayaan ini juga merupakan bentuk solidaritas bagi rakyat Gaza yang sedang dirundung kesulitan.
Tindakan keras militer Mesir disertai blokade Israel menyebabkan Gaza kekurangan bahan bakar. Kondisi ini menciptakan efek domino, yakni terjadi pemadaman listrik dan hancurnya industri konstruksi. Padahal, selama ini sebagian besar warga menggantungkan hidup dengan bekerja pada industri konstruksi.
Selama enam tahun terakhir, Israel terus-menerus memblokade Gaza. Kondisi itu diperburuk oleh Mesir yang juga memberlakukan kebijakan ketat atas Gaza. “Blokade Israel jelas merupakan pelanggaran hukum internasional,” ujar Luther.
Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat
Masyarakat internsional perlu melakukan tindakan guna menghilangkan penghalang sangat besar itu yang dilancarkan penguasa pendudukan di lapangan, sehingga memengaruhi kehidupan lebih dari 1,7 juta rakyat Palestina di Gaza.
Saat ini, Palestina tak bisa memperoleh akses ke pasar internasional. Rakyat Palestina dipaksa berdagang dengan orang Israel, penguasa penjajahan, sehingga Palestina menjadi importir nomor dua produk Israel.
Akibatnya, ketergantungan yang sangat tinggi itu melucuti ekonomi Palestina dari sumber impor dan pasar bagi ekspor yang lebih kompetitif. Kondisi tersebut juga meningkatkan kerentanan Palestina atas lingkaran usaha Israel.(T/P04/R2).
Mi’raj News Agency ( MINA )
Baca Juga: WHO: Serangan Bertubi-tubi Israel ke RS Kamal Adwan Tak Dapat Diterima
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka