Beirut, MINA – Pertempuran antara pasukan Israel dan Hezbollah kembali memanas di perbatasan Lebanon selatan. Militer Israel mengonfirmasi bahwa delapan tentaranya tewas, termasuk tiga komandan, dalam pertempuran pada Rabu (2/10). Selain itu, tujuh tentara Israel mengalami luka parah.
Bentrokan terjadi di sekitar kota perbatasan Maroun al-Ras, di mana Hezbollah berhasil menghancurkan tiga tank Merkava milik Israel menggunakan rudal kendali, mencegah pasukan Israel menyusup lebih jauh ke wilayah Lebanon. Selain itu, Hezbollah juga melaporkan telah memukul mundur serangan infanteri Israel di Odaissah pada pagi harinya.
Militer Lebanon menyatakan bahwa pasukan Israel sempat melanggar Garis Biru, garis demarkasi antara Israel dan Lebanon, dan menyusup sejauh 400 meter ke dalam wilayah Lebanon sebelum akhirnya mundur.
“Kami memiliki cukup pejuang, senjata, dan amunisi untuk memukul mundur pasukan Israel,” ujar Kepala media Hezbollah Mohammad Afif, dikutip dari Middle East Eye.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Jurnalis Israel Meron Rapoport mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah banyaknya korban Israel akan menghalangi invasi militer, tetapi dia menambahkan bahwa kerugian yang terus berlanjut dapat berdampak pada militer Israel dan rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Perang di Lebanon bukan hanya perang Netanyahu, tetapi juga perang militer dan sebagian besar warga Israel mendukungnya. Mereka merasa bahwa perang itu mungkin untuk dimenangkan, bahwa Hezbollah lemah dan Israel dapat mencapai beberapa tujuan,” ucap Rapoport.
Pertempuran itu berpusat di sebuah desa dekat perbatasan, di mana Hezbollah telah membangun infrastruktur pertahanan yang menjadi target utama Israel.
Enam dari delapan tentara Israel yang tewas berasal dari Unit Komando Egoz, termasuk Kapten Eitan Itzhak Oster, Kapten Harel Etinger, dan Kapten Itai Ariel Giat. Dua tentara lainnya dari unit pengintai Brigade Golani juga tewas dalam insiden terpisah. [An]
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)