Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Ingkari Janji Gencatan Senjata, Bantuan ke Gaza Masih Diblokade

Widi Kusnadi Editor : Rendi Setiawan - 1 jam yang lalu

1 jam yang lalu

0 Views

Ilustrasi anak-anak di Gaza sedang mengantre makanan yang sulit didapatkan akibat genosida dan blokade panjang Israel. (Foto: Anadolu)

Gaza, MINA – Janji gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali diuji. Sepekan setelah kesepakatan fase pertama diberlakukan, pasukan pendudukan Israel masih membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Tindakan ini dianggap sebagai bentuk pengingkaran terhadap komitmen gencatan yang seharusnya membuka akses luas bagi bantuan kepada warga yang menderita akibat agresi berkepanjangan.

Al Jazeera melaporkan bahwa sejak dini hari Rabu (15/10), tidak ada satu pun truk bantuan yang terlihat memasuki wilayah Gaza melalui Jalan Salah Al-Din di Deir Al-Balah.

Dalam kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi sejumlah negara, Israel seharusnya mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza setiap harinya. Namun, Zionis justru membatasi jumlah truk hanya 300 per hari, setengah dari angka yang disepakati dalam rencana perdamaian yang sebelumnya diusulkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Baca Juga: PBB Serukan Pembukaan Penyeberangan Lebih Banyak untuk Bantuan ke Gaza

Pejabat Israel berdalih bahwa pembatasan itu dilakukan karena Hamas dianggap melanggar kesepakatan terlebih dahulu dengan menahan sekitar 20 jenazah tentara Israel. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa Israel sendiri telah melanggar gencatan sejak hari pertama dengan kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Gaza.

Saksi mata juga melaporkan bahwa tank-tank Israel menembaki warga di daerah Bani Suheila dan Sheikh Nasser, sebelah timur Khan Younis. Serangan tersebut memicu kepanikan di tengah masyarakat sipil yang baru mulai keluar dari tempat perlindungan setelah adanya pengumuman gencatan.

Padahal, kesepakatan fase pertama antara Hamas dan Israel mencakup pertukaran tahanan dan sandera, penarikan sebagian pasukan dari Gaza, penghentian serangan udara, serta pembukaan jalur bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Namun, pembatasan dan serangan lanjutan menunjukkan lemahnya komitmen Israel terhadap perjanjian tersebut.

Agresi militer Israel yang dimulai sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, menghancurkan ratusan ribu rumah, dan memaksa jutaan orang mengungsi. Situasi kemanusiaan di Gaza kini berada di titik terburuk, sementara dunia internasional terus menuntut agar akses bantuan dibuka sepenuhnya dan gencatan senjata benar-benar ditegakkan. []

Baca Juga: Palang Merah Internasional Serahkan 45 Jenazah Warga Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

No data was found