Tel Aviv, MINA – Otoritas Israel mengisolasi sekitar 100.000 warganya dalam upaya mencegah meluasnya wabah virus korona.
Kementerian Kesehatan Israel pada Rabu (4/3) melaporkan, sedikitnya ada tambahan 50.000 orang di karantina, memperluas daftar perintah pembatasan, sehingga jumlahnya mencapai 100.000 orang.
Kemungkinan akan menyebabkan ribuan lebih banyak lagi penduduk Israel yang dimasukkan ke isolasi rumah. The Jerusalem Post melaporkan.
“Kita harus memahami, kita berada di tengah-tengah epidemi global,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat konferensi pers bersama Menkes Ya’acov Litzma.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Kami harus mengambil langkah-langkah sulit, bahkan sangat kaku untuk memperlambat penyebaran penyakit di Israel, dan memang itu yang terjadi,” lanjut Netanyahu.
Langkah itu termasuk bagi warga yang kembali dari beberapa negara terwabah seperti Prancis, Jerman, Swiss, Spanyol atau Austria, untuk memasuki karantina selama 14 hari.
Pada Rabu, sekitar 19 penerbangan dijadwalkan mendarat di Israel dari negara-negara Eropa tersebut, dan akan membuat ratusan orang Israel dikarantina.
Wisatawan asing yang telah berada di Iran, Irak, Suriah atau Lebanon selama 14 hari sebelum kedatangan di Israel juga tidak akan diizinkan masuk.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Otoritas Israel melarang warganya melakukan perjalanan internasional dan tidak akan menjadi tuan rumah konferensi internasional sampai pemberitahuan lebih lanjut. Acara massal lebih dari 5.000 orang juga tidak akan diizinkan, dan membatalkan beberapa acara meriah yang direncanakan untuk liburan Purim mendatang.
Kementerian Kesehatan meminta individu mematuhi kebersihan pribadi yang ketat dan menghindari berjabatan tangan.
Jumlah pasien yang terinfeksi virus korona di Israel mencapai sepuluh orang per 2 Maret.(T/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB