Gaza, 25 Muharram 1436/18 November 2014 (MINA) – Otoritas pendudukan Israel membuka perlintasan komersial Karim Abu Salim yang berbatasan dengan Jalur Gaza, Selasa pagi waktu setempat, serta mengizinkan 400 truk yang berisikan barang-barang untuk sektor pertanian, transportasi, dan bantuan kemanusiaan.
“Akan masuk 100 truk berisikan material khusus infrastruktur jalan raya untuk proyek Qatar, selain enam truk berisikan semen dan besi untuk proyek bantuan,” kata Raed Fattouh, Kepala Komite Pemasukan Barang Gaza sebagaimana dilaporkan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Fattouh juga menyatakan bahwa sejumlah bahan bakar solar khusus untuk generator listrik dan bensin juga akan masuk ke Jalur Gaza.
Saat ini, perlintasan Karim Abu Salim merupakan satu-satunya perlintasan untuk memasukkan bahan-bahan kebutuhan hidup rakyat Gaza. Perlintasan yang terletak di selatan Gaza itu berbatasan langsung dengan Gaza dan menjadi pintu masuk komersial setelah ditutupnya beberapa pintu perlintasan komersial lainnya di Gaza bagian tengah.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Sebelumnya penduduk Gaza banyak bergantung kepada material yang masuk melalui terowongan-terowongan yang berhubungan dengan Mesir. Namun, pemerintah Mesir melakukan kebijakan dengan menghancurkan terowongan tersebut.
Setalah berakhirnya peperangan di Jalur Gaza pada Juli-Agustus yang lalu, dicapai kesepakatan bahwa blokade di Jalur Gaza akan dibuka sepenuhnya, dengan membuka semua pintu perbatasan baik di darat, laut, dan udara.
Setelah diberlakukannya gencatan senjata, kesepakatan tersebut belum sepenuhnya direalisasikan di lapangan. Sejumlah lima pintu perbatasan yang berbatasan dengan Gaza hingga kini tidak terbuka.
Rafah yang berbatasan dengan Mesir yang menjadi satu-satunya pintu perlintasan untuk keluar masuk manusia, hingga kini pun tidak terbuka sepenuhnya. Situasi keamanan di semenanjung Sinai menjadi alasan pihak Mesir untuk menutup Rafah hingga waktu yang tidak ditentukan.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Sementara itu, dua pintu perlintasan komersial yang terletak di timur Kota Gaza hingga saat ini belum terbuka, setelah terakhir kali dibuka beberapa tahun yang lalu.
Sementara rakyat Gaza kian menjerit akibat terhimpitnya kehidupan mereka, terlebih setelah terjadinya peperangan besar selama 51 hari dengan pendudukan Israel yang berakhir Agustus lalu. (L/K01/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang