Al-Quds, MINA – Lebih dari 100 pemukim diizinkan Israel memasuki halaman Masjid Al-Aqsha, Ahad (23/7) pagi.
Kedatangan kelompok ekstrimis itu mendapat perlindungan pasukan pendudukan Israel. Sementara orang-orang Palestina yang terus dipersulit untuk memasuki masjid kiblat pertama miliknya.
Israel juga memasang detektor logam dan kamera pengaman (CCTV) di dalam area Masjid yang memperkeruh keadaan yang terus memanas. Demikian diberitakan PNN dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalihnya, hal itu dilakukan untuk mengamati gerakan pemberontakan di dalam Masjid. Keputusan tersebut dikecam para pemimpin Muslim baik di dalam dan di luar Palestina.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Situs suci di Yerusalem telah menjadi seruan bagi orang-orang Palestina.
Pada tahun 2000, kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke kompleks tersebut telah menyulut intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, yang berlangsung lebih dari empat tahun.
Masjid Al-Aqsha di Yerusalem timur, dikuasai oleh Israel dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian dianeksasi dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Kawasan Masjid Al-Aqsha merupakan tempat suci ketiga dalam Islam dan begitu pula sebagian orang Yahudi menganggapnya sebagai kuil suci. (P3/P1)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)