ISRAEL KALAH DAN AMBIL LANGKAH AMAN

Dr Sarbini Abdul Murad, pengalaman memasuki perang Gaza 2008-09 (Foto: Rudi/MINA)
Dr Sarbini Abdul Murad, pengalaman memasuki perang Gaza 2008-09 (Foto: Rudi/MINA)

Jakarta, 3 Dzulqa’dah 1435/29 Agustus 2014 (MINA) – Anggota Presidium MER-C (Medical Emergency  Rescue Committee) dr Sarbini Abdul Murad menilai, mengambil langkah aman dengan cara menyetujui isi proposal -Israel yang diajukan Mesir sebagai penengah.

“Faktor utama Israel mau menyetujui gencatan senjata ini karena Israel kalah, pemerintahnya harus mengambil langkah aman dengan menyetujui berbagai permintaan Palestina,” kata Sarbini kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (29/8), Jakarta.

Dokter yang pernah memasuki Gaza saat perang 2008-09 itu mengatakan, Israel mendapat tekanan-tekanan internasional maupun internal.

“Tapi yang paling dominan adalah tekanan dari dalam negerinya.Kalau tekanan internasional itu bukan sesuatu yang penting bagi Israel, tapi akibat desakan dan demonstrasi dari berbagai masyarakat Israel sendiri terhadap pemerintahnya, maka mau tidak mau Pemerintah Israel menyetujui gencatan senjata,” ujar Sarbini.

Menurut putera Aceh yang pernah 10 tahun menjabat Ketua Presidium MER-C itu, faktor utama lainnya adalah runtuhnya perekonomian Israel dan anjloknya mental tentara mereka, diperparah gejolak-gejolak internal dalam negeri.

Awal pekan ini, Bank Sentral Israel menurunkan suku bunga ke tingkat paling rendah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya bertahan melawan ekonomi yang tenggelam karena dampak operasi militer di Jalur Gaza.

Operasi militer di Gaza telah mempengaruhi hampir semua sektor ekonomi Israel, termasuk pariwisata, pertanian dan manufaktur.

Asosiasi Produsen Israel memperkirakan, total dampak ekonomi dari operasi kepada produsen Israel sejauh ini mencapai sekitar AS$ 336 juta. Industri pariwisata Israel mengalami kerugian setidaknya AS$ 566 juta setelah pariwisata anjlok 26 persen dibanding tahun lalu di bulan Juli.

Namun, lanjut Sarbini, walaupun gencatan senjata permanen, bukan jaminan akan benar-benar aman bagi rakyat Palestina.

“Satu orangpun tidak yakin ini akan bertahan lama, karena reputasi Israel selama ini selalu mengingkari perjanjian-perjanjian yang telah disepakati,” tegasnya. (L/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0