Tel Aviv, 24 Rabi’ul Awwal 1435/27 Januari 2014 (MINA) – Ketua juru runding Israel dalam pertemuan Jenewa II , Menteri Kehakiman, Tzipi Livni, mengecam sikap yang ditunjukkan Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas yang dianggapnya “tidak kenal kompromi” dalam perundingan untuk mencapai solus masalah Israel-Palestina.
Tutur Livni, jika Abbas tetap “ngotot” mempertahankan posisinya yang tidak bisa diterima, rakyat Palestina harus “membayar harga yang sangat mahal”, katanya dalam wawancara dengani TV2 Israel, seperti dilaporkan Middle East Media Monitor (MEMO, dikutip Mi’raj News (MINA), Senin.
Otoritas Palestina menegaskan, pihaknya tidak akan menandatangani naskah perjanjian damai dengan Israel yang berisi pengakuan terhadap eksistensi negara Yahudi tersebut dan tidak bisa menjamin Jerusalem Timur akan menjadi ibukota Palestina kedepannya dan diwujudkannya hak-hak pengungsi Palestina untuk bisa kembali ke tanah milik mereka.
Livni mengatakan, meskipun harapan publik Israel sangat rendah (terhadap hasil perundingan Israel-Palestia-red), ia berharap, kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan damai dalam sisa tiga bulan perundingan lagi.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Sementara itu, pemimpin oposisi Israel, Yitzhak Herzog menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghalangi perundingan perdamaian sehingga menemui jalan buntu.
Herzog mengatakan kepada Radio Israel ” realitas baru mengharuskan kita untuk tegas dan tidak menunda keputusan untuk mewujudkan perdamaian yang dinikmati generasi berikutnya”
Sedangkan Mantan Mendagri Israel dan anggota Knesset, Meir Shitrit mengomentari pernyataan Herzog yang mengatakan Amerika Serikat memaksakan solusi perundingan damai pada Israel dan Palestina. (T/P012/E02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Anda juga dapat mengakses berita-berita MINA melalui handphone.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang