Gaza, 8 Dzulqadah 1435/3 September 2014 (MINA) – Menteri pertahanan Israel Moshe Ya’alon mengatakan, bahwa biaya peperangan selama agresi militer Israel ke Jalur Gaza lebih dari 9 millliar US Dolar atau 106 Triliun Rupiah (6 persen dari APBN Perubahan RI 2014).
“Biaya langsung yang dikeluarkan untuk operasi (Operation protective Edge) lebih dari 9 Milliar US Dollar (106 trilliun rupiah), dan biaya memerangi terror sangat mahal dan biaya pertahanan ini akan meningkat tiga kali lipat dan itu tidak akan membuang uang” ujar Ya’alon dalam sebuah forum ekonomi calcalist, selasa (2/9) di Tel Aviv seperti dilaporkan oleh Ynetnews.
Lebih lanjut Ya’alon mengklaim bahwa system pertahanan Iron Dome telah menyelematkan Israel dari serangan Gaza dan memungkinkan warga Israel melanjutkan kehidupan mereka secara normal, serta meminimalkan biaya perang.
“Setiap satu penangkal Iron Dome biayanya 100 ribu US Dolar (1,17 Miliar Rupiah), dalam perpestif ekonomi ini sangat berharga, tapi jelas ini masih sangat mahal,” kata Ya’alon.
Baca Juga: Hamas Rilis Video Sandera Israel Minta Gencatan Senjata Segera
Ya’alon juga merespon klaim beberepa menteri yang menyatakan ancaman terhadap Israel telah berkurang “meskipun klaim bahwa tidak ada lagi ancaman militer konvensional dan sebagian besar benar – ada perdamaian dengan Mesir, perdamaian dengan Jordan, Syria yang sibuk dengan pertikaian, dan tidak ada lagi pasukan Irak – tapi tetap saja, perkembangan pasukan di sekitar kawasan Israel membuatnya harus berhadapan dengan kelompok kelompok perlawanan, dan berurusan dengan kelompok ini sangat mahal.
Yaalon juga menegaskan, bahwa intelejen Mesir adalah kunci dan juga yang paling mahal dalam hal ini “apa yang menahan kemampuan kita untuk memberikan yang lebih baik kepada Intelejen adalah uang. Musuh juga tahu bagaimana menggunakan tekonologi dan ini memaksa kita untuk berurusan dengan hal tersebut”
Sementara itu menteri ekonomi Israel, Naftali Bennett yang juga berbicara dalam konferensi tersebut, menyatakan bahwa tentara harus lebih effisien jika ingin lebih banyak uang. Dia mengutip pernyataan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, “Jika mereka tumbuh effisien mereka akan mendapatkan dana, jika tidak mereka tidak akan mendapatkan uang”.
Lebih lanjut Bennett mengatakan, bahwa seorang tentara yang berada di medan tempur harus mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pada yang berada di rumah.
Baca Juga: Mantan Menhan Israel: Pembersihan Etnis Sedang Berlangsung di Gaza Utara
Media israel juga menyatakan bahwa efektivitas Iron Dome sangat rendah yaitu hanya 16 persen. Iron dome tersebut hanya mampu menangkal 735 roket dari 4.564 roket yang diluncurkan oleh pejuang Gaza. Jumlah ini sangat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan hingga mencapai 1,1 miliiar rupiah per unit roket penangkal tersebut. ini artinya Israel harus mengeluarkan biaya setidaknya 808 milliar rupiah untuk menangkal roket roket buatan lokal Gaza tersebut.
Selain itu Israel juga mengalami kerugian ekonomi dari beberapa sektor yang cukup besar akibat agresi mereka ke Jalur Gaza. Dari sektor pariwisata, Israel dilaporkan mengalami kejatuhan hingga 26 persen, sektor ini merupakan penunjang 7 persen dari perekonomian negara penjajah tersebut, pada peperangan kali ini sektor ini mengalami kerugian hingga 6,6 triliun rupiah.
Dari sektor lainnya seperti industri, mencapai 4,2 trilliun Rupiah, ditambah juga Israel harus membayar gaji semua karyawan dan staf pemerintahan yang tidak masuk kerja selama perang berlangsung. Pertumbuhan ekomoni Israel juga cukup melambat, setidaknya pada caturwulan kedua tahun 2014 ekonomi israel turun hingga 1,7 persen dari sebelumnya 2,8 persen.
Selain itu pada Senin (1/9) Bank Israel juga mulai menurunkan suku bunganya, terendah dalam lima tahun terakhir sebesar 0,5 persen. (L/K01/R11)
Baca Juga: Agresi Israel Berlanjut, Semua Toko Roti di Gaza Tengah Tutup
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)