Paris, 12 Ramadhan 1436/29 Juni 2015 (MINA) – Kedutaan Besar Israel di Paris secara resmi menyampaikan keluhannya kepada pemerintah Perancis, menyusul laporan media Israel Arutz Sheva yang mengungkapkan Paris mendanai salah satu organisasi yang terlibat dalam mengkoordinasikan gerakan membuka blokade Gaza “Freedom Flotilla III”.
Armada kemanusiaan Freedom Flotilla III mencoba untuk menembus blokade Isreal terhadap Jalur Gaza, sekitar 70 aktivis kemanusiaan mengambil bagian pada gerakan yang dianggap ilegal otoritas pendudukan Israel tersebut.
Arutz Sheva pekan lalu mengungkapkan di antara LSM yang terlibat dalam inisiatif armada Freedom Flotilla III adalah LSM solidaritas untuk Palestina berbasis di Perancis, sebuah organisasi yang memayungi lebih dari 40 kelompok pro Palestina yang sangat aktif dalam apa yang disebut gerakan internasional BDS (Boikot, Divestasi dan Sanksi) sebuah gerakan melawan penjajahan Israel.
Laporan tersebut mengungkapkan, LSM tersebut telah menerima lebih dari setengah juta Euro dalam pendanaan dari Badan Pembangunan Perancis (Agence Française de Développement/AFD), termasuk bantuan sejumlah € 225.000 pada Maret 2014 lalu.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Sebelumnya pada Senin (29/7) pagi, Angkatan Laut Israel mencegat kapal pertama Armada Freedom Flotilla III untuk mencoba membuka blokade Gaza, asal Swedia Marianne dari Gothenburg.
Hingga berita ini ditulis, belum ada korban jiwa maupun luka yang dilaporkan selama operasi militer Israel itu.
Menurut Harian Israel Israel National, Kapal Mariane akan ditarik ke Pelabuhan Ashdood, wilayah jajahan Israel di mana semua awak dan isi kapal tersebut akan diperiksa.(T/nrz/K08/R05)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)