Al-Quds, 6 Dzulqa’dah 1435/1 September 2014 (MINA) – Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam mengatakan, polisi Israel kembali melarang muslimah Palestina memasuki Masjid Al-Aqsha, malah sebaliknya mengizinkan masuk pemukim ilegal ekstremis Yahudi dan petugas intelijen Israel, sejak Ahad pagi (31/8).
Yayasan Al-Aqsha seperti disebutkan al-resalah, menyatakan, Pasukan Polisi Khusus Israel dikerahkan di gerbang Masjid Al-Aqsha untuk mencegah muslimah Palestina memasuki Masjid Al-Aqsha, sejak pukul 07:00 waktu setempat.
“Akibat larangan ketat polisi Israel, muslimah terpaksa melaksanakan shalat di luar kompleks Masjid Al-Aqsha,” kata pengurus Yayasan Al-Aqsha.
Di tempat lain, Polisi Khusus Israel juga berjaga di Gerbang Al-Hitta, melarang masuknya pelajar muslimah memasuki kawasan Masjid Al-Aqsha. Tetapi mereka berhasil masuk melalui pintu gerbang lain.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Adapun untuk laki-laki Palestina, polisi khusus Israel menyita kartu identitas mereka sebelum mengizinkan masuk.
Justru sebaliknya, polisi Israel mengizinkan sekitar 15 pemukim ilegal ekstremis Yahudi dan 20 perwira intelijen Israel, masuk ke halaman Masjid Al-Aqsha Ahad pagi di bawah kawalan mereka.
Sebelumnya, pada Rabu pagi lalu (13/8), Polisi Khusus Israel melarang muslimah warga asli Al-Quds memasuki Masjid Al-Aqsha untuk shalat Subuh.
Polisi juga telah mencegah warga Palestina berusia di bawah 30 tahun memasuki kiblat pertama umat Islam itu dan menyita kartu identitas warga Palestina lanjut usia.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Yayasan Al-Aqsha melalui pernyataannya memperingatkan Israel telah melanggar tempat suci Islam, dan mengatakan akan terus berupaya melindungi Al-Aqsha dari semua rencana yahudisasi di Kota Al-Quds terutama di Masjid Al-Aqsha. (T/R05/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon