Yerusalem, MINA – Dewan Tertinggi Perencanaan dan Pembangunan Administrasi Sipil pendudukan Israel, Rabu (14/10) menyetujui pembangunan 1.800 unit pemukiman di pemukiman Tepi Barat.
Surat kabar Yediot Aharonot yang dikutip MINA melaporkan, dewan akan berkumpul kembali pada Kamis (15/10) hari ini, untuk menyetujui lebih dari 3.000 unit baru.
Ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi lampu hijau kepada Dewan untuk menyetujui pembangunan 5.000 unit permukiman.
Israel terus melakukan perluasan pembangunan permukiman di Tepi Barat. Tindakan ilegal Israel ini banyak menuai kecaman dari dari berbagai pihak, karena akan memecah Tepi Barat menjadi dua dan semakin merusak prospek negara Palestina di masa depan.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan organisasinya mendukung dua negara tersebut untuk hidup aman dan damai dengan perbatasan yang diakui sebelum tahun jalur 1967. Israel merebut Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Organisasi nirlaba yang berbasis di Yerusalem dan menentang permukiman, Peace Now, mengkonfirmasi bahwa ada total 1.739 rumah dalam rencana pembangunan, dan 92 persen di antaranya berada jauh di pedalaman Tepi Barat.
Masih menurut Peace Now, sebuah wilayah industri baru juga telah disetujui untuk dibangun di dekat kota Palestina, Qalqilya, di Tepi Barat.
Sebelumnya, pada 28 Januari 2020 Presiden Amerika Serikat Donald Trump meresmikan rencana perdamaian Timur Tengah yang menuntut warga Palestina untuk menerima permukiman di Tepi Barat. Langkah ini menyebabkan kemarahan meluas di seluruh wilayah serta Uni Eropa. (T/B04/P1))
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Mi’raj News Agency (MINA)