Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Ketakutan Kerusuhan di Negev Meluas ke Wilayah Lainnya

Zaenal Muttaqin - Sabtu, 15 Januari 2022 - 07:20 WIB

Sabtu, 15 Januari 2022 - 07:20 WIB

4 Views

Yerusalem, MINA – Israel ketakutan bentrokan yang terjadi baru-baru ini di Negev akan meluas ke wilayah lainnya yang mayoritas Palestina di entitas Israel. Kekhawatiran itu diungkapkan oleh sumber-sumber keamanan Israel pada Jumat (14/1) malam.

Media Ibrani Israel Hayom mengutip sumber-sumber keamanan mengatakan, keadaan masih terkendali, meskipun terjadi konfrontasi kekerasan di Negev, tetapi ada ketakutan bahwa daerah lain akan mengalami peristiwa yang sama.

Media itu mengatakan, bahwa “pawai simpati dengan Negev yang disaksikan hari ini di Umm al-Fahm, di mana pidato-pidato pembakar semangat disampaikan, di tengah tuduhan seorang anggota Knesset, Talab al-Sanea, yang menghasut berlanjutnya konfrontasi.”

Polisi pendudukan juga mengumumkan, dinas keamanan Shin Bet telah mengambil tugas untuk menyelidiki sebuah insiden, di mana kendaraan penjaga keamanan Israel dibakar tadi malam di Negev, dan penjaga itu berhasil menyelamatkan diri.

Baca Juga: Kabinet Keamanan Israel Setujui Genjatan Senjata dengan Hamas

Patroli polisi diserang di dekat pangkalan udara “Neftim” di Negev, dan ban dibakar di jalan menuju Dimona ke timur.

Gelombang konfrontasi saat ini dimulai sebagai tanggapan atas keputusan pemerintah pendudukan untuk memulai penanaman tanah milik orang Palestina di Negev melalui apa yang disebut Dana Nasional Israel, yang dianggap sebagai upaya untuk mencuri tanah mereka untuk kepentingan pendanaan negara.

Sebelumnya, otoritas Israel pada Rabu (13/1) berusaha meredakan ketegangan dengan Arab Badui atas proyek penanaman pohon di gurun Negev tersebut. Sementara kerusuhan berlanjut hingga berhari-hari sehingga menjadi ujian terbaru untuk koalisi yang rapuh.

Sekitar 200 pengunjuk rasa Badui di gurun pasir Negev Israel selatan pada Rabu lusa itu bentrok dengan petugas keamanan yang mencoba membubarkan mereka dengan granat kejut, kata seorang wartawan.

Baca Juga: WHO: Butuh $10 Miliar untuk Bangun Kembali Sistem Kesehatan Gaza

“Enam belas tersangka yang melemparkan batu ke polisi telah ditangkap dan sedang diinterogasi,” kata polisi dalam pernyataan dan menambahkan bahwa lima petugas terluka ringan yang dikutip AFP.

Badui, yang merupakan bagian dari 20% minoritas Arab Israel, telah lama menentang inisiatif penanaman pohon di Negev. Mereka mengecam pemerintah sebagai perampasan tanah de facto di daerah yang mereka sebut rumah.

Kerusuhan terbaru dalam perselisihan selama beberapa dekade telah menarik perhatian baru mengingat susunan pemerintah koalisi Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri sayap kanan Naftali Bennett. Pemerintah Bennett mengandalkan dukungan dari pemimpin partai Islam Raam, Mansour Abbas, yang dukungan politik utamanya berasal dari Badui di Negev.

Abbas mengatakan kepada Channel 12 Israel pada Selasa (12/1), partainya tidak akan memilih dengan koalisi kecuali penanaman pohon dihentikan dan negosiasi formal dengan para pemimpin Badui diluncurkan untuk mencari kompromi. “Pohon tidak lebih penting dari manusia,” kata Abbas.

Baca Juga: Sekitar 60.000 Jamaah Shalat Jumat di Masjidil Aqsa

Menteri Sosial Meir Cohen mengatakan kompromi telah dicapai. “Pekerjaan penanaman akan selesai hari ini (Rabu) seperti yang direncanakan dan mulai besok negosiasi yang dipercepat akan dilakukan.”

Kelompok masyarakat sipil lingkungan Regavim sayap kanan meminta pemerintah Bennett untuk mengambil sikap tegas terhadap ancaman Partai Raam untuk memastikan bahwa proyek penanaman pohon dilakukan sesuai rencana. Namun bentrokan kembali terjadi pada malam hari di beberapa lokasi di Negev dengan lebih banyak penangkapan dilakukan.

Hampir setengah dari 300.000 orang Badui tinggal di desa-desa yang tidak dikenal di Negev, Israel. Mereka menghadapi pembongkaran rumah secara teratur dan kurangnya akses ke layanan dasar, termasuk listrik, air, dan sanitasi. Tantangan ini yang mebuat Abbas berkeras untuk ditangani sebagai imbalan untuk mendukung pemerintah Bennett. (T/B04/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Ibu Tawanan Israel: Kesepakatan Gencatan Senjata Harus Mengakhiri Perang

Rekomendasi untuk Anda