Tel Aviv, MINA – Menteri Pertahanan Israel Katz, pada Jumat (15/11) menyetujui perintah wajib militer bagi warga Israel ultra-Ortodoks mulai pekan depan. Sebanyak 7.000 surat panggilan akan dilayangkan mulai pekan ini sehingga kekurangan tentara yang berperang dapat segera diatasi.
Times Of Israel melaporkan, kebijakan itu membuat marah mitra koalisi ultra-Ortodoks dari partai berkuasa, United Torah Judaism.
Sebelumnya, kebijakan wajib militer bagi Yahudi Ultra-Ortodok dibuat oleh mantan menteri pertahanan Yoav Gallant, sehari sebelum ia dipecat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada awal bulan ini.
Katz tidak membatalkannya, seperti yang diperkirakan beberapa pihak, dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada awal pekan ini bahwa mereka akan terus melanjutkan langkah tersebut. Seribu surat panggilan akan dikirim pada Ahad (17/11), dan sisanya akan dikirim dalam beberapa bulan mendatang.
Baca Juga: 40.000 Jamaah Hadiri Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa Katz bermaksud mengadakan dialog mendalam dengan semua pihak untuk mencoba dan memajukan solusi yang disepakati, yang akan memungkinkan integrasi sejati ultra-Ortodoks ke dalam militer Israel untuk meringankan beban wajib militer, karier, dan tentara cadangan.
Katz memastikan bahwa militer akan melakukan segalanya untuk memungkinkan [tentara] ultra-Ortodoks mendapatkan lingkungan yang mendukung yang akan memastikan kemampuan mereka untuk memenuhi tugas-tugas mereka di militer, di samping mempertahankan gaya hidup religius mereka.
Hingga saat ini, Israel telah kehilangan banyak tentara dalam pertempuran baik di Gaza maupun melawan Hezbollah di Lebanon. Namun Israel masih menutup akses informasi jumlah sebenarnya tentara yang tewas dalam pertempuran. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Gaza Capai 43.764 Jiwa, 103.490 Luka