Gaza, 12 Dzulqadah 1435/7 September 2014 (MINA) – Menteri Luar Negeri Israel, Avidgor Libermen, menyatakan Ahad 7/9, telah berhasil membunuh Komandan Tertinggi Al Qassam Muhammad Al Dhaif tanggal 20 Agustus lalu, pada israel/">agresi Israel ke Jalur Gaza, namun TV Israel, Channel 2, maupun Hamas membantah.
“Walaupun situasi sangat sulit, namun Hamas hingga saat ini tidak memperdengarkan rekaman suara Muhammad Dhaif untuk menegaskan dia masih hidup, sehingga memberikan kami alasan untuk percaya jika dia telah terbunuh,” kata Liberman dalam wawancara dengan Shasha online.
Sementara itu TV Israel, Chanel 2, berpendapat lain. TV itu mengungkapkan, tgl. 20 Agustus yang lalu, Angkatan Udara Israel mengebom sebuah rumah dengan rudal di mana Muhammad Dhaif diyakini berada di dalamnya, namun rudal tersebut tidak meledak. Lalu Dhaif bergegas segera meninggalkan tempat itu, lantas beberapa menit kemudian Israel melancarkan serangan kedua padahal pemimpin tertinggi Al Qassam sudah meninggalkan rumah tersebut. Rumah itu hancur dan istri serta dua anak Dhaif syahid.
TV 2 Chanel melaporkan, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan udara terhadap rumah itu berdasarkan informasi yang valid. Rumah tersebut milik keluarga Al Dalwu di Shaikh Ridwan utara Kota Gaza.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Sementara itu Hamas membantah bahwa Dhaif ada di dalam rumah tersebut dan juga menegaskan Dhaif tidak terluka sedikitpun.
Segera setelah penyerangan Israel ke rumah keluarga Dalwu tersebut, Al Qassam segera membalas dengan menyerang obyek-obyek strategis di wilayah Israel itu sendiri yakni Tel Aviv, Bandara Ben Gurion, Al Quds terjajah dan kota kota lainnya yang menyebabkan ketakutan dan kerugian besar di pihak Israel.
Abu Ubaida, Juru Bicara Al Qassam, menegaskan, Muhammad Dhaif berada dalam kondisi baik serta meyakinkan dunia bahwa Dhaif akan tetap menjadi pemimpin para pejuang hingga ke pelataran Masjid Al Aqsha kelak. (K01/P2)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian