New York, MINA – Israel berjanji akan tetap melanjutkan agresinya di Gaza, dengan mengatakan pihaknya tidak akan terlibat dalam perundingan dengan kelompok pejuang Hamas.
Pernyataan itu disampaikan tak lama setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyetujui rencana gencatan senjata yang didukung AS guna mengakhiri “perang” delapan bulan ini.
Perwakilan Israel untuk PBB, Reut Shapir Ben-Naftaly, menekankan pada pertemuan DK PBB hari Senin (10/6) di New York, pendudukan itu ingin memastikan Gaza tidak menimbulkan ancaman bagi Israel di masa depan, mengutip CNN.
Diplomat senior tersebut mengatakan agresi Zonis tidak akan berakhir sampai semua sandera dikembalikan dan kemampuan Hamas dibongkar, dan menuding kelompok pejuang Palestina menggunakan “negosiasi tanpa akhir sebagai cara untuk mengulur waktu.”
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Komentar Ben-Naftaly itu muncul setelah 14 dari 15 anggota DK PBB memberikan suara mendukung resolusi yang dirancang AS pada hari Senin lalu dan hanya Rusia yang abstain. Israel bukan anggota DK PBB, sehingga tidak memberikan suara.
Ini pertama kalinya DK PBB mendukung rencana semacam itu untuk mengakhiri perang. Israel bukan anggota DK PBB, sehingga tidak memberikan suara
Perjanjian perdamaian tiga tahap yang komprehensif itu menetapkan syarat-syarat yang bertujuan untuk membebaskan semua sandera yang tersisa, sebagai imbalan atas gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel, pertama kali ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada tanggal 31 Mei 2024.
Pemungutan suara penting ini berarti DK PBB kini bergabung dengan badan-badan global besar lainnya dalam mendukung rencana tersebut, sehingga meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel guna mengakhiri tindakan genosida di Gaza, Palestina.[]
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)