Betlehem, 6 Jumadil Awwal 1438/ 5 Februari 2017 (MINA) – Pasukan Israel kembali melanjutkan pembangunan tembok beton pemisah 10 kilometer dari Hebron Barat sampai selatan Hebron, wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Menurut sebuah media berbahasa Ibrani yang dikutip MINA, Ahad, bila tembok pemisah ini selesai maka total tembok pemisah yang dibangun Israel di daerah Palestina yang didudukinya akan mencapai panjang 700 km, 10 rsen di antaranya dengan tinggi rata-rata delapan meter.
Keputusan melanjtkan pembangunan tembok pemisah 10 km ini dihuhungkan dengan kejadian pada Juni tahun lalu, serangan penembakan mematikan di ibukota Israel, Tel Aviv, yang dilakukan oleh warga Palestina dari desa Yatta di Hebron.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ini menjadikan Departemen Pertahanan Israel memutuskan menyelesaikan proyek tembok pemisah 10 km sebagai bentuk hukuman kolektif terhadap penduduk Palestina di wilayah itu.
Departemen Pertahanan Israel akan mulai pembangunan dari pos pemeriksaan Tarqumiya di Hebron Barat menuju pos pemeriksaan selatan Hebron.
Pada awalnya beberapa tahun yang lalu Israel membangun tembok ini guna menanggulangi ancaman bom bunuh diri dari daerah Palestina. Tetapi tembok ini banyak dikecam dunia karena tembok ini mengganggu kehidupan bangsa Palestina serta dituduh mencaplok daerah yang statusnya milik Palestina tapi diakui Israel sebagai miliknya.
Sebenarnya dunia internasional tidak berkeberatan Israel membangun tembok ini asalkan menurut perbatasan sesuai garis gencatan senjata tahun 1949.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Setelah selesai pembangunan tembok 10 km, panjang tembok pemisah ini seluruhnya adalah sekitar 700 kilometer. Sepanjang 90% dari pemisah itu merupakan pagar dengan pemisah vehikel berkawat duri dikelilingi oleh daerah ekslusi rata-rata selebar 60 meter, dan 10% pemisah ini merupakan tembok beton setinggi 8 meter.
Sampai tahun 2012, 439.7 km pemisah ini (62.1%) telah selesai dibangun, 56.6 km (8%) sedang dikerjakan dan 211.7 km (29.9%) masih direncanakan, tetapi belum dimulai pembangunannya.
Pemisah ini umumnya dibangun di Tepi Barat dan sebagian menyusuri garis batas “1949 Armistice Agreements”, atau “garis hijau” (Green Line) antara Tepi Barat Israel dan Palestina. Menurut organisasi hak-hak manusia Israel “B’Tselem”, 8.5% area Tepi Barat itu berada di wilayah Israel dari pemisah tersebut, dan 3.4% di sisi lain, tetapi “sebagian atau seluruhnya dikelilingi.” (T/R12/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka