Hebron, 2 Rabbi’ul Awwal 1435/3 Januari 2014 (MINA) – Pasukan penjajah Israel melarang adzan dikumandangkan di Masjid Ibrahimi sebanyak 49 kali selama Desember 2013 dengan alasan menggaggu warga Yahudi yang tinggal di dekat masjid tersebut.
Dinas Wakaf Palestina di Hebron menegaskan kepada Quds Press sebagaimana dikutip Pusat Informasi Palestina, Kamis (2/1), penjajah Isael juga melarang warga Palestina memasuki masjid bersejarah di kota Hebron, selatan Tepi Barat itu, dalam waktu yang belum ditentukan.
Dinas Wakaf Palestina menegaskan, penutupan dan pelarangan di Masjid Ibrahimi tidak memerhatikan perasaan umat Islam dan hukum internasional yang menjamin dan menjaga tempat suci dan kebebasan beragama, lapor Palestine Information Center (PIC) sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Selain itu, penjajah Israel juga memberikan kesempatan kepada warga Yahudi menggelar ritual Talmud di masjid suci tersebut. Bahkan, penjajah Israel sengaja menutup Masjid Ibrahimi bagi jamaah muslim di hari libur Yahudi.
Masjid Ibrahimi berada di jantung kota Hebron, Al-Khalil Ar-Rahman (julukan nabi Ibrahim), di tengah kampung-kampung bersejarah yang dibangun bangsa Arab Kan’an. Masjid itu membawa warisan peninggalan Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, Nabi Ya’qub, dan Nabi Yusuf.
Setelah berdiri selama lebih dari 2000 tahun, bangunan Masjid Ibrahimi adalah salah satu yang tertua di dunia yang masih kokoh, serta telah bertahan dari gempa bumi di wilayah tersebut.
Saat ini, penjajah Israel memberlakukan penjagaan keamanan yang ketat di sekitar masjid dan menutup pos pemeriksaan militer antara masjid dan lingkungan kota tua. Mereka juga baru-baru ini melarang adzan untuk menunaikan ibadah sholat wajib.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Masjid itu telah dibagi antara Muslim dan Yahudi selama puluhan tahun dengan masing-masing agama menempati bagian dari masjid dimana jamaahnya melakukan ritual ibadah.
Namun, kadang-kadang Israel menutup masjid untuk satu agama dan membukanya hanya untuk agama yang lain jika jamaahnya merayakan hari raya mereka.
Pemerintah penjajah Israel juga mendirikan banyak pos pemeriksaan di jalan menuju Masjid Ibrahimi untuk memaksakan de facto bagi muslim Palestina agar tempat suci tidak akan dikunjungi oleh mereka.
Israel membagi Masjid Ibrahimi antara Muslim dan Yahudi lebih dari 20 tahun yang lalu dan memperbolehkan kaum Muslimin masuk ke dalam bagian khusus Yahudi sepanjang 10 hari dalam setahun, yaitu selama hari raya Islam, hari Jumat dan malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan. (T/P02/E1)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)