Hebron, MINA – Pemerintah Israel telah 298 kali melarang pengumandangan azan di sebuah masjid bersejarah di Kota Al-Khalil (Hebron), di Tepi Barat yang diduduki, selama paruh pertama tahun ini.
“Pasukan pendudukan Israel melarang azan termasuk untuk salat Jumat di Masjid Ibrahimi sebanyak 298 kali dalam enam bulan pertama 2018,” kata Menteri Wakaf Keagamaan Palestina Yousef Adais dalam pernyataan tertulis pada Selasa (10/7).
Dia mengatakan, Israel menutup masjid itu selama dua hari berturut-turut dengan alasan untuk festival hari raya paskah Yahudi, demikian Anadolu Agency melaporkan yang dikutip MINA.
Dalam pernyataan itu, Adais juga menyinggung pelanggaran yang dilakukan oleh pemukim Yahudi. “Pelanggaran pemukim Yahudi juga telah melewati batas begitu banyak, bahkan mereka menyelenggarakan pesta dengan iring-iringan musik sampai tengah malam di dalam Masjid Ibrahimi. Mereka juga mendirikan kamp besar di halaman selatan masjid,” jelas Adais.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Pada Juni lalu, puluhan pemukim Yahudi yang didukung oleh polisi Israel memaksa masuk ke masjid dan mereka melakukan ritual Talmud serta menggelar konser musik yang dihadiri oleh rabi senior Yahudi dan Menteri Keamanan Internal Israel Gilad Arad.
Adais menambahkan, bahwa otoritas Israel juga mengganggu proyek restorasi di masjid dan halamannya.
“Semua upaya harus dilakukan untuk melindungi Masjid Ibrahimi dan Kota Tua dan melawan rezim pendudukan dan tindakan rasis,” ujar dia.
Masjid Ibrahimi terletak di distrik Kota Tua Hebron, yang merupakan rumah bagi sekitar 160.000 warga Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi yang tinggal di sejumlah permukiman Yahudi yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Pada tahun 1994, Baruch Goldstein seorang pemukim Yahudi Israel-Amerika, menembaki 29 orang Muslim Palestina yang sedang beribadah di masjid.
Sejak itu, area masjid diyakini telah dibangun di makam Nabi Ibrahim telah dibagi menjadi bagian Muslim (45 persen) dan bagian Yahudi (55 persen). (T/R03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon