Gaza, MINA – Israel “secara misterius” memberlakukan larangan keluarnya komoditi makanan olahan dari Jalur Gaza ke pasar di Tepi Barat dan Israel, laporan LSM hak asasi manusia Israel Gisha mengungkapkan.
Menurutnya, keputusan itu untuk mematikan kegiatan ekonomi dan mematikan pertumbuhan komoditi dagang yang paling menjanjikan di Gaza.
Israel sendiri tidak memberikan alasan resmi atau penjelasan untuk membatasi penjualan produk makanan olahan dari Gaza ke Tepi Barat dan Israel, demikian MEMO melaporkan, Selasa (20/11)
Makanan olahan didefinisikan sebagai jenis makanan apa pun yang telah mengalami proses perubahan, termasuk hal-hal seperti pasta/selai, cookie, dan keripik kentang, hal itu menjadi bagian penting dari ekonomi Gaza sebelum blokade.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Saat ini, aturan Israel mengenai pergerakan barang-barang keluar dari Gaza telah diperketat, kurma dapat dikirim ke Tepi Barat tetapi tidak dengan selai/pasta kurma, dan tomat dapat dikirim ke Israel tetapi tidak pasta tomat,” ujar Gisha menjelaskan.
Gisha mencatat bagaimana larangan menyeluruh Israel atas penjualan barang Gaza di Israel dan Tepi Barat diberlakukan hingga akhir 2014, dan itu menjadi salah satu penyebab utama stagnasi ekonomi Gaza.
Sebelum blokade diperketat pada Juni 2007, rata-rata setiap bulan 1.064 truk membawa barang-barang keluar Gaza untuk Tepi Barat, Israel dan luar negeri. Pada tahun 2008, total hanya 33 truk barang yang keluar dari Gaza sepanjang tahun.
“Sementara banyak orang di Israel berbicara tentang pentingnya memungkinkan pembangunan ekonomi Gaza, termasuk untuk kepentingan keamanan Israel sendiri. Tetapi dalam prakteknya, Israel memaksakan pembatasan sewenang-wenang dan menyapu gerakan yang menghalangi pertumbuhan ekonomi di Jalur Gaza tanpa alasan yang jelas,” kata LSM itu. (T/Ais/P1)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)