Hebron, MINA – Otoritas Israel melarang kumandang adzan di Masjid Ibrahimi Hebron Tepi Barat selatan, selama 59 waktu shalat pada bulan Maret lalu, dengan dalih mengganggu ketentraman bagi para pemukim Yahudi.
Pihak pengelola Masjid Ibrahimi juga melaporkan, pasukan Israel menutup masjid selama dua kali pada bulan Maret, dengan dalil pengerjaan bangunan di area pelataran masjid yang juga dalam rangkaian rencananya menghapus simbol Islam dan menggantinya dengan simbol Yahudi. Demikian Palinfo melaporkan, Senin (5/4).
Di samping itu, otoritas Israel melanjutkan aksi intimidasi dan pembatasan jumlah jamaah shalat di hari Jumat, hanya bagi 300 orang yang boleh shalat di dalam area masjid,
Dilaporkan pula, Pengadilan Israel menyetujui pembangunan lift bagi para pemukim Yahudi di dalam Masjid Ibrahimi, dalam rangkaian proyek permukiman Yahudisasi.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Proyek permukiman Yahudi juga terus diperluas sehingga mengancam kawasan bersejarah dekat masjid.
Israel mencabut kewenangan perencanaan dan pembangunan dari pemerintah kota Hebron, dan mengalihkannya kepada departemen sipil Israel.
Pendudukan Israel terus berupaya mengosongkan Masjid Ibrahimi dari kaum muslimin, lewat tinakan represif terhadap para jamaah muslim, dan menutup pintu gerbang elektronik, menghambat warga melewati perlintasan militer, dan menahan mereka.
Hebron merupakan kota kedua setelah Al-Quds, yang dijadikan prioritas Yahudisasi oleh pihak pendudukan Israel, karena urgensi sejarah dan keagamaan yang berada disana.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Saat ini ada sekitar 50 lokasi pemukiman Yahudi yang dihuni sekitar 30 ribu orang Yahudi, memperkuat penguasaan Israel atas kota Hebron. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza